kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Harga batubara pecah rekor, ini faktor pendorongnya


Kamis, 30 September 2021 / 18:45 WIB
Harga batubara pecah rekor, ini faktor pendorongnya
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat batubara dari kapal tongkang ke truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (2/5). Harga batubara pecah rekor, ini faktor pendorongnya.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Laju harga batubara belum tertandingi. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 berada di level US$  210,50 per ton pada perdagangan Rabu (29/9).

Ini merupakan level tertinggi sepanjang masa (all time high) yang berhasil diraih oleh batubara. 

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menuturkan, ada sejumlah faktor yang membuat harga komoditas energi ini melambung tinggi. 

Menurut Frankie, rally harga batubara diawali oleh kenaikan harga minyak mentah dunia yang naik semenjak rebound di pertengahan tahun lalu.

Baca Juga: Pelaku usaha berharap pemerintah kaji patokan harga DMO batubara

Dengan kenaikan harga minyak mentah ini, tentu banyak kalangan akan melakukan diversifikasi terhadap sumber daya energi lain, khususnya batubara. Di periode yang sama tahun lalu, harga batubara masih tergolong ekonomis, yakni di harga US$ 50 per ton.

Masuk dalam masa pandemi, banyak industri yang terpaksa shutdown ataupun kapasitas produksinya dikurangi. Tentu hal ini mengurangi kebutuhan akan energi khususnya listrik, yang umumnya berbasis batubara dan minyak bumi, termasuk industri-industri yang memerlukan bahan bakar untuk proses produksinya.   

Namun begitu, harga komoditas tersebut tidak serta merta turun. Hal ini dinilai akibat  kebutuhan energi khususnya listrik, yang tetap meningkat.Selama pandemi, masyarakat secara global melakukan aktivitas di rumah seperti pendidikan secara daring dan  bekerja dari rumah.

Baca Juga: Pembangunan RS dan ekspansi healtech dinilai positif untuk Mitra Keluarga (MIKA)

“Hal ini menyebabkan kebutuhan listrik tetap tinggi walau banyak industri yang mengurangi aktivitasnya,” terang Frankie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/9).

Ditambah, adanya pemulihan industri di China sebagai Negara dengan konsumsi batubara terbesar di dunia, yang juga turut andil dalam kenaikan harga batubara.

Meskipun sudah ada wacana untuk memproduksi listrik secara ramah lingkungan dan dengan energi terbarukan, Frankie menilai hal ini belum berjalan maksimal. Selain itu, masih memerlukan waktu untuk menggantikan batubara sebagai sumber energi yang ekonomis.

“Faktor musim dingin juga meningkatkan kebutuhan batubara khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin. Hal ini dirasa juga bakal menopang kenaikan harga batubara sepanjang tahun ini,” pungkas Frankie.

Selanjutnya: Harga batubara masih membara, begini rekomendasi saham PTBA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×