Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara terus mendaki, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sejak 2016. Sejauh mana sentimen positif ini akan berdampak pada emiten batubara?
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/1), harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman Februari 2018 ditutup di level US$ 104,25 per metrik ton.
Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menilai, besarnya permintaan dari China membuat pendapatan ekspor emiten batubara membaik. Terutama untuk mendukung industri manufaktur negara tersebut. "Negara lain seperti India dan Korea Selatan juga butuh untuk listrik," kata Nafan, Jumat (5/1).
Selain faktor permintaan, harga batubara juga ditentukan oleh sentimen harga komoditas lain, terutama minyak.
Lanjut Nafan, iklim investasi batubara global juga cukup kondusif. Banyak negara yang masih membutuhkan pasokan batubara untuk kebutuhan listrik.
Nafan merekomendasikan maintain buy saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga 2.225 dalam jangka panjang. Pasalnya, ADRO memiliki proyek pembangkit listrik. Selain itu, ADRO juga memiliki pasar ekspor ke Tiongkok dan Jepang.
Price earning ratio (PER) Adaro pada level 12,48 kali. "Di bawah 15 kali tidak apa-apa. Proyeksi kuartal IV-2017 kami sebelumnya 9,36 kali," papar Nafan.
Selain itu, Nafan merekomendasikan beli saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga 24.775. Saat ini, emiten ini masih memiliki PER di bawah 10 kali. Sebelumnya, diproyeksikan sampai kuartal IV-2017, PER ITMG sekitar 7,4 kali.
Nafan juga merekomendasikan maintain buy saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga 2.800. Saham ini masih berpotensi untuk menghasilkan laba bersih. Saat ini, PER PTBA sebesar 1,71 kali. Angka ini lebih murah lagi.
"Yang penting sentimen dalam negeri cukup kuat, dan tidak ada sentimen dari pemerintah yang membatasi harga batubara," tambahnya.
Sepanjang tahun 2017, emiten sektor pertambangan menikmati pertumbuhan tipis sebesar 1,97%. Sedangkan saham ADRO tumbuh 9,73% sepanjang 2017. Dari sebelumnya 1.695 pada 30 Desember 2016 menjadi 1.860 pada 29 Desember 2017.
Sementara itu, saham ITMG bertumbuh 22,66%. Dari sebelumnya berada pada level 16.875 30 Desember 2016 menjadi 20.700 29 Desember 2017. PTBA sepanjang 2017 turun tipis 1,6%, dari 2.500 pada 30 Desember 2016 menjadi 2.460 pada 29 Desember 2017.
Pada perdagangan Jumat (5/1), ITMG ditutup di level 21.075, PTBA pada 2.610, dan ADRO pada 1.990.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News