Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Tak hanya itu, Ibrahim mengatakan, tambang batubara di Tiongkok berencana akan ditutup sementara selama libur imlek sampai 17 Februari 2024. Kemudian di sisi lain, sektor industri juga terus mengalami peningkatan pasca memasuki musim dingin, sehingga membuat harga baru bara mengalami kenaikan signifikan.
Ibrahim menilai, pasokan batubara global diperkirakan masih akan menyusut akibat terbatasnya pasokan Australia dan China, sedangkan dari sisi permintaan masih memiliki potensi menguat sejalan dengan adanya tahun baru Imlek di China.
Ibrahim pun memprediksi, harga batubara untuk tahun 2024, berkisar di US$ 90-US$ 140 per metrik ton.
Baca Juga: Menakar Valuasi Saham Bluechip di LQ45, Mana yang Murah dan Menarik Koleksi?
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, harga batubara masih tertekan, walau revisi pertumbuhan ekonomi oleh IMF memberikan sedikit dukungan pada harga.
Menurut Lukman, sentimen utama masih pada pertumbuhan ekonomi global yg diperkirakan lebih lambat tahun ini begitu pula permintaan batubara.
“Dolar AS yang masih kuat akhir-akhir ini, juga akan terus menekan harga,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).
Baca Juga: Akuisisi Petrosea (PTRO), Petrindo (CUAN) Gunakan Dana Pinjaman dari BNI
Secara keseluruhan, Lukman mengatakan bahwa pasar batubara masih oversupply. Dengan harga jangka pendek sekitar US$ 110 - US$ 125 per metrik ton, dan harga jangka panjang berkisar US$ 90 - US$ 110 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News