Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas yang mencatatkan pergerakan harga yang cukup signifikan sepanjang tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga batubara Newcastle untuk kontrak Oktober 2021 berada di level US$ 102,70 per ton pada perdagangan Kamis (4/6).
Alhasil, panasnya harga batubara ini berpotensi untuk mendongkrak kinerja emiten tambang batubara. Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, penguatan harga batubara yang dimulai sejak kuartal empat 2020, menyebabkan sebagian besar perusahaan pertambangan batubara di bawah cakupannya melaporkan profitabilitas yang lebih baik, dengan beberapa dari mereka mengalami pemulihan laba.
“Kami meyakini, harga batubara yang tetap solid dan pemulihan produksi akan semakin meningkatkan laba perusahaan tambang batubara di kuartal kedua 2021,” terang Stefanus, Kamis (3/6).
Baca Juga: IHSG menguat 3,70% sepekan, net buy asing tembus Rp 3,7 triliun
BRIDanareksa Sekuritas menjadikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebagai pilihan utama (top picks) di sektor ini.
Rekomendasi untuk saham di sektor ini antara lain beli (buy) saham ADRO dengan target harga Rp 1.600, beli ITMG dengan target harga Rp 16.500, dan beli saham UNTR dengan target harga Rp 30.000. Saham UNTR dinilai atraktif berkat adanya eksposur terhadap harga batubara, penjualan alat berat, dan emas.
Solidnya harga batubara akan bermuara pada kenaikan kinerja UNTR tahun ini, seiring dengan target penjualan alat berat Komatsu yang naik 60% secara year-on-year (yoy) menjadi 2.500 unit.
UNTR juga terindikasi untuk memberikan diskon yang lebih rendah dalam bisnis kontraktor pertambangannya, yakni hanya sebesar 30% (US$ 50 juta) dibandingkan dengan diskon yang diberikan pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 160 juta – US$ 165 juta.
BRIDanareksa Sekuritas juga merekomendasikan beli saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.300 dan jual (sell) saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan target harga Rp 3.400.
Namun, risiko dari rekomendasi di sektor ini adalah pembalikan harga batubara global di kuartal ketiga 2021 dari level tertingginya saat ini, seiring dengan rencana pemerintah China untuk mendinginkan harga batubara serta meningkatkan pasokan dari negara-negara produsen.
Baca Juga: IHSG melemah 0,43% pada Jumat (4/6), masih melesat 3,70% dalam sepekan
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan masih menjadikan saham PTBA sebagai pilihan utama untuk sektor batubara.
Rekomendasi ini diambil dengan mempertimbangkan banyaknya penjualan batubara Bukit Asam ke pasar domestik yang lebih stabil dibandingkan peers-nya, yakni ADRO dan ITMG, dimana lebih dari 50% pendapatan ADRO dan ITMG mengandalkan penjualan ekspor.
Mengacu pada laporan keuangan, PTBA mengempit pendapatan senilai Rp 3,99 triliun per kuartal pertama 2021, dimana sebanyak Rp 2,59 triliun atau setara 65% merupakan hasil penjualan ke pasar domestik. “Rekomendasi beli untuk PTBA dengan target harga di harga Rp 2.700,” terang Meilki, Jumat (4/6).
Selanjutnya: Kejar kenaikan penjualan, begini strategi Semen Indonesia (SMGR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News