Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara makin membara. Bahkan, Harga Batubara Acuan (HBA) Juli 2021 menyentuh rekor tertinggi dalam sedekade terakhir yakni sebesar US$ 115,35 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan kenaikan harga ini didorong oleh banyak keterbatasan dalam sisi suplai. "Sementara demand tinggi karena keandalan pembangkit listrik batubara dan keekonomiannya," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7).
Hendra menambahkan, tren penguatan harga batubara ini besar kemungkinan dapat bertahan pada posisi saat ini hingga awal atau pertengahan tahun depan. Sejumlah faktor yang dinilai bakal tetap menjaga tingkatan harga batubara antara lain pertumbuhan demand baik ekspor maupun dalam negeri.
Baca Juga: Bumi Resources telah membayar total US$ 365 juta utang pokok dan kupon Tranche A
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengungkapkan peningkatan keunggulan operasional bisnis inti masih jadi fokus perusahaan di tengah tren kenaikan harga yang terjadi. Selain itu, ADRO juga tetap berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi serta menjaga posisi keuangan yang ada.
"Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," tutur wanita yang disapa Ira ini kepada kontan.co.id, Kamis (8/7).
Dalam laporan kuartal I 2021, produksi batubara ADRO menurun 11% yoy menjadi 12,87 juta ton. Adapun volume penjualan juga kontraksi hingga 13% yoy atau menjadi 12,59 juta ton. Seiring penurunan produksi dan penjualan, pendapatan usaha ADRO tercatat senilai US$ 692 juta atau turun 8% yoy.
Asal tahu saja, ADRO menargetkan produksi batubara tahun 2021 di rentang 52 juta ton-54 juta ton. Target ini sedikit menurun dari realisasi produksi batubara tahun lalu yang mencapai 54,53 juta ton.
Sementara itu, Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan upaya pemenuhan produksi sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) tetap dilakukan. Tren kenaikan harga ini pun diharapkan memberi dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Baca Juga: Harga batubara masih panas, Alfa Energi (FIRE) perbesar porsi produksi sendiri
"Kami akan konsisten dengan RKAB kami dan memenuhi volume yang disetujui pemerintah. Penjualan (hingga Juni) sudah sekitar 7 juta ton," jelas Adrian.
ABMM menargetkan produksi pada tahun ini bisa mencapai 13,5 juta ton.
Adapun, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memastikan target produksi masih berada dalam kisaran 85 juta ton hingga 89 juta ton untuk tahun ini.
"Tantangan masih pada faktor cuaca dan manajemen dalam masa pandemi, namun kami mengharapkan bisa capai target," jelas Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7).