Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
Dileep melanjutkan kinerja yang lebih baik diharapkan dapat tercapai di sisa tahun ini. Di saat bersamaan, upaya pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO) juga diharapkan bisa terpenuhi.
Dalam catatan Kontan.co.id, hingga kuartal I 2021 produksi batubara BUMI mencapai 19,5 juta ton. Raihan ini ditopang produksi dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5 juta ton. Jumlah ini lebih rendah dari raihan di kuartal I 2020 yang mencapai sekitar 21,5 juta ton.
Dileep mengungkapkan, BUMI pun telah merevisi RKAB untuk produksi Kaltim Prima Coal (KPC). "RKAB untuk KPC telah ditingkatkan ke 60-an juta ton. Untuk Arutmin akan dikaji," terang Dileep.
Baca Juga: PP Presisi raih kontrak baru Rp 2,8 triliun hingga kuartal II-2021
Adapun, untuk tahun ini BUMI menargetkan produksi dengan kisaran 85 juta ton hingga 89 juta ton akan bersumber dari KPC sebesar 60 juta - 62 juta ton dan Arutmin sebesar 25 juta-27 juta ton.
Di sisi lain, pada awal April lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tekah menambah kuota ekspor batubara sebesar 75 juta ton.
Hendra mengungkapkan ada beberapa perusahaan yang telah mengajukan revisi RKAB guna menambah produksi di tahun ini. "Ada beberapa perusahaan telah mengajukan revisi RKAB di kuartal II kemarin," ujar Hendra.
Sayangnya, Hendra belum bisa merinci lebih jauh detail perusahaan yang telah mengajukan revisi RKAB.
Selanjutnya: Harga batubara acuan (HBA) bulan Juli mencatatkan kenaikan sebesar US$ 15,02 per ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News