Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja dan mencapai target produksi sampai akhir 2022, seiringan dengan kenaikan harga dan tingginya permintaan akan emas hitam ini.
Seperti yang diketahui, Harga Batubara Acuan (HBA) pada Oktober 2022 sebesar US$ 330,97 per ton dari bulan September yang sebesar US$ 319,22 per ton. Pergerakan HBA Oktober ini merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie menyebut tingginya harga batubara sekaligus adanya kenaikan kebutuhan dan peningkatan kebutuhan dan permintaan ekspor dapat terus mendorong meningkatkan kinerja perseroan hingga akhir 2022.
"Masih tingginya harga batu bara serta peningkatan kebutuhan dan permintaan ekspor, perusahaan optimistis dapat terus meningkatkan kinerja hingga akhir 2022.," kata Apollonius kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).
Baca Juga: Sejumlah Negara Hadapi Musim Dingin, Intip Rekomendasi Saham Emiten Batubara Berikut
Untuk pasar ekspor, lanjut Apollonius, Bukit Asam masih akan mengoptimalkan porsi ekspor secara terukur. Adapun sampai dengan semester pertama 2022, India menjadi tujuan ekspor terbesar PTBA sebesar 18% dari total penjualan.
Penjualan ekspor terbesar selanjutnya adalah Korea Selatan sebesar 4%, Thailand 3%, China 2%, dan Kamboja 2%. Dia bilang PTBA juga tengah memanfaatkan kesempatan untuk menjajaki perluasan pasar Eropa.
"Per semester satu 2022, PTBA sudah mengekspor 147.000 ton batubara ke pembeli baru di Italia. Proses penetrasi ke Jerman dan Polandia juga terus dilakukan," kata dia.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Beli MTN Timah (TINS) Senilai Rp 391,25 Miliar
Pada 2022, emiten pelat merah ini menargetkan produksi batubara sebesar 26,41 juta ton. Walaupun kondisi cuaca kurang mendukung selama proses penambangan, PTBA optimistis target tersebut dapat tercapai.
Adapun emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini mencatatkan total produksi batubara selama semester pertama 2022 mencapai 15,9 juta ton. Realisasi ini meningkat 20% dibanding 13,3 juta ton di semester satu 2021.
"PTBA selalu memaksimalkan produksi pada musim kering untuk mengakomodir musim hujan dan melakukan improvisasi untuk memperpendek jarak angkutan batubara dengan rencana pembangunan in pit conveyor," ucap Apollonius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News