kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Harga batubara bisa anjlok hingga 37%


Jumat, 23 Maret 2012 / 09:19 WIB
Harga batubara bisa anjlok hingga 37%
ILUSTRASI. Kontrak baru Adhi Karya (ADHI) di 2 bulan pertama sudah mencapai Rp 1,5 triliun


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Komoditas batubara dibayangi outlook negatif dalam jangka menengah. Harga batubara diprediksi akan turun hingga 37% hingga lima tahun mendatang.
Penyebabnya adalah pertumbuhan pasokan yang lebih cepat dibandingkan laju peningkatan permintaan. Sementara itu, tren pembangkit listrik saat ini tengah mengarah ke penggunaan gas alam sebagai bahan bakar.

Proyeksi harga batubara ini dirilis oleh Biro Sumber Daya dan Energi Ekonomi Australia, kemarin (21/3). Biro yang berpusat di Canberra ini memaparkan, harga kontrak batubara bisa turun menjadi US$ 82 per metrik ton, mulai 1 April 2017.

Akibat ekspektasi penurunan harga ini, Australia memangkas perkiraan pendapatan ekspor dari industri energi dan pertambangan tahun ini, sebesar 3,2% menjadi
US$ 209,5 miliar.

Australia sekarang tercatat sebagai eksportir batubara terbesar kedua di dunia, setelah Indonesia. Batubara yang dihasilkan kedua negara tersebut, sebagian besar mengalir ke China dan India.

Nah, pertumbuhan permintaan di kedua negara importir terbesar batubara itu lebih lambat daripada kenaikan produksi di negara eksportir.Kapasitas pengiriman batubara Indonesia tahun ini diperkirakan naik 20 juta ton menjadi 340 juta ton. Sedangkan Australia naik 12 juta ton menjadi 135 juta ton.

Permintaan lambat

Di sisi lain, impor China melambat. Februari lalu, China mengimpor 20,6 juta ton batubara, turun 7,2% sejak November 2011. Adapun perekonomian India meredup dalam empat kuartal berturut-turut. India mengimpor 16 juta ton batubara, kuartal IV-2011, turun 30% dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Kondisi pasar saat ini lebih banyak suplai ketimbang permintaan," ujar Peter Dormann, Director International Marekting RWE Supply&Trading Jerman, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (21/3).

Juni Sutikno, analis Phillip Futures, menilai, berlebihnya pasokan batubara di pasar menjadi sentimen buruk bagi harga batubara ke depan. "Kenaikan harga bahan bakar minyak di China, semakin menghambat ekspansi agenda ekonomi negeri itu, hingga permintaan batubara bisa ikut berkurang," papar dia.

Maka itu, Juni memprediksi, hingga akhir bulan ini, banderol batubara bisa terbenam di bawah level US$ 100 per ton. "Kisarannya antara US$ 95-US$ 115 per ton," ujar Juni.

Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, berpendapat sebaliknya. Harga batubara dalam waktu dekat, menurut dia, berpotensi naik. Menjelang musim panas, penggunaan alat pendingin udara atawa Air Conditioner (AC) meningkat.

Otomatis pemakaian listrik ikut naik, sehingga kebutuhan batubara sebagai salah satu pembangkit listrik juga ikut naik. Namun, pertumbuhan ekonomi China, yang kemungkinan besar melambat, akan mengurangi permintaan batubara di pasar global.

Selain itu, negara-negara di sekitar China, seperti Korea Utara dan Vietnam, cenderung menjual batubara mereka lebih murah daripada harga di pasar internasional. "Ini memunculkan kemungkinan negara pengekspor saling memangkas harga untuk memenangkan pasar,” ujar dia.

Prediksi Ariana, hingga akhir bulan ini, harga batubara akan bergerak di kisaran US$105 – US$ 110 per ton.

Di bursa ICE Newcastle, Australia, nilai kontrak pengiriman batubara untuk Mei 2012 adalah US$ 108,35 per ton, Senin (20/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×