Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali menguat tipis pada perdagangan. Meskipun ketidakpastian global masih melingkupi pelaku pasar, namun analis memperkirakan harga batubara dalam tren menguat.
Mengutip Bloomberg, harga batubara di ICE Futures untuk kontrak pengiriman April 2019, Selasa (29/1) berada di level US$ 100,05 per metrik ton. Angka ini naik 0,05% dari hari yang sebelumnya US$ 100,00 per metrik ton. Sedangkan dalam sepekan, harga batubara malah turun 0,20%.
Analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga batubara bergerak stabil karena malam ini akan ada pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China, yang diwakili Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Hanya saja menurut Deddy ketidakpastian masih melingkupi pelaku pasar. Apalagi AS melayangkan tuntutan pidana terhadap Huawei Technologies Co Ltd. Perusahaan telekomunikasi asal China itu dituduh melakukan penipuan bank, melanggar sanksi Iran dan mencuri teknologi dari T-Mobile.
“Jadi pelaku pasar takut adanya tuntutan pidana AS terhadap Huawei dapat menganggu pembicaraan perang dagang yang kini masih bergulir. Sehingga wajar, harga batubara selama beberapa pekan bergerak stabil atau hanya terkoreksi tipis,” kata Deddy kepada Kontan.co.id, Rabu (30/1).
Tak hanya sentimen perang dagang, Deddy juga melihat bahwa Desember 2018 lalu, penggunaan pemanas ruangan di China telah beralih ke gas alam. Sekitar 3,29 juta rumah tangga di negeri Tirai Bambu itu telah menggunakan gas alam sebagai penghangat ruangannya. Sehingga ke depannya tenaga batubara bisa bersalin ke gas alam. Harga batubara akan kembali terkoreksi lagi.
Sementara kondisi dalam negeri, Deddy menilai peraturan Menteri Perdagangan yang mempermudah ekspor komoditas termasuk batubara, bisa menguatkan harga batubara dunia. Sekedar informasi saja, pemerintah berencana mengatur simplifikasi proses perizinan ekspor. Jadinya nanti akan ada ketentuan bebas syarat Laporan Surveyor (LS) bagi eksportir dan pencabutan beberapa komoditas dari daftar larangan terbatas.
“Nah, Indonesia sebagai produsen batubara terbesar cukup mendapat untung. Karena akan semakin mudah, bisa meningkatkan kinerja emiten batubara. Apalagi kalau dilihat kebutuhan batubara PLN naik menjadi 96 juta ton dari tahun lalu 91,1 juta ton,” pungkas Deddy.
Untuk besok, Deddy memperkirakan harga batubara akan menyentuh level US$ 100,50 sampai US$ 99,70 per metrik ton. Sementara dalam sepekan harga batubara bergerak di kisaran US$ 99,40 per metrik ton hingga US$ 100,70 per metrik ton.
Secara teknikal, Deddy melihat harga batubara berada di atas garis MA 50, namun di bawah garis MA 100 dan MA 200 yang mengindikasi harga menguat dalam jangka pendek. Lalu ada indikator stochastic yang berada di area 82 dalam artian berpotensi terkoreksi, indikator RSI di area 54 dan MACD di area positif. Secara tren Deddy melihat harga batubara menguat dan direkomendasikan untuk beli (buy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News