kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Diversifikasi komoditas jadi andalan United Tractors (UNTR) tahun ini


Selasa, 29 Januari 2019 / 21:49 WIB
Diversifikasi komoditas jadi andalan United Tractors (UNTR) tahun ini


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan alat berat sepertinya tengah lesu tahun ini. PT United Tractors Tbk (UNTR) menurunkan target penjualan tahun ini menjadi 4.000 unit dari tahun lalu mencapai 4.800 unit. Akan tetapi, perlu diingat UNTR juga memiliki bisnis pertambangan. Untuk menyiasati sentimen negatif penjualan alat berat, UNTR mempunyai jurus emas pada tahun ini.

Setelah tahun lalu merampungkan akuisisi tambang emas Martabe di Sumatra Utara, UNTR melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara kini fokus melanjutkan operasional dan mengoptimalkan produksi emas untuk tahun ini. UNTR membidik produksi emas dari sana sebesar 350.000 ons.

Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya 28 Januari 2019 juga menyoroti jurus emas Martabe. Ia memperkirakan, kontribusi tambang emas tersebut dapat menyumbang 10%-19% atau sekitar Rp 1,06 triliun-Rp 2,01 triliun laba bersih 2019.

Analis JP Morgan, Indra Cahya mengatakan, paling tidak penjualan alat UNTR sekitar 300-350 unit sementara tahun lalu 400 unit. “Ini mengisyaratkan pertumbuhan bulanan Komatsu negatif sepanjang 2019,” katanya.

Jumlah tersebut sekitar 57,1% dari target penjualan alat berat di Indonesia. Himpinan Alat Berat Indonesia (Hinabi) pada tahun ini menurunkan target penjualan alat berat menjadi 7.000 unit dari tahun lalu sebanyak 8.000 unit.

Analis Danareksa, Stephanus Darmagiri melihat, konsumen UNTR akan mengambil sikap wait and see terhadap kondisi perusahaan tersebut. Ia menlilai langkah UNTR tergolong konserfatif. Artinya masih ada potensi pertumbuhan yang lebih baik jika harga batubara kembali terapresiasi.

“PT Pamapersada Nusantara (PAMA) akan menjadi stimulus pertumbuhan UNTR tahun ini,” kata Stephanus kepada Kontan.co.id, Selasa (29/1). Inilah yang akan menyokong pertumbuhan UNTR ditengah lesunya proyeksi penjualan Komatsu. Sebab, anak perusahaan UNTR masih mempertahankan produksi batubaranya sebanyak 126 juta ton.

Bisnis aktivitas overburden removal PAMA pun diramal masih positif tahun ini. Target overburden removal sebanyak 950 juta-980 juta bank cubic metre (BCM). Overburden removal tahun lalu hanya sekitar 935,3 juta BCM. Adapun total kapasitas overburden removal PAMA sebesar 1 miliar BCM sampai akhir tahun 2019.

Indra memproyeksikan, pendapatan UNTR pada tahun ini sebesar Rp 88,488 triliun. Jumlah ini tumbuh 6,7% dari perkiraan pendapatan tahun lalu yaitu Rp 82,926 triliun. Pertumbuhan ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan pendapatan tahun lalu.

Bahkan ini membuat proyeksi laba bersih UNTR terbatas, yakni sekitar Rp 12,25 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,28% dari perkiraan tahun lalu sebesar Rp 12,217 triliun. Pertumbuhan laba tahun lalu diperkirakan 65% dibading tahun 2017.

Karena alasan tersebut Indra merevisi rekomendasi saham UNTR netral yakni sebesar Rp 28.000 per saham sampai akhir tahun 2019. Pada Desember lalu TP saham UNTR Rp 38.000 per saham.

Akhmad merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 42.000 per saham sampai dengan akhir tahun ini. Stephanus merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 36.000 per saham sampai dengan akhir tahun ini.

Hari ini, harga saham UNTR turun 2,47% ke Rp 25.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×