kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara bakal semakin gelap


Selasa, 26 Mei 2015 / 11:00 WIB
Harga batubara bakal semakin gelap
ILUSTRASI. Seorang pria memanen opium saat bekerja di ladang opium di luar Loikaw, negara bagian Kayah, Myanmar, 30 November 2016. Foto diambil pada 30 November 2016. REUTERS/Soe Zeya Tun


Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Isu peralihan penggunaan energi ke energi ramah lingkungan menjadi penekan utama harga batubara global di pasar. Analis menduga, harga batubara masih terpuruk di masa depan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/5) harga batubara kontrak pengiriman Juni 2015 di ICE Futures Europe tercatat bergerak stagnan di US$ 57,05 per ton dari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir harga batubara merosot 1,7%.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka, menjelaskan, keadaan batubara saat ini dikelilingi sentimen negatif. "China sebagai produsen dan konsumen penting batubara sedang menggalakkan penggunaan energi ramah lingkungan," kata dia.

Tiongkok lebih selektif memilih batubara yang digunakan, yakni kalori di atas 6.000 kkal. Padahal mayoritas yang beredar di pasar adalah batubara kualitas standar atau di bawah 5.000 kkal.

Terlebih di Amerika Serikat (AS) sedang menurunkan penggunaan batubara. Ini tertera dari pernyataan Presiden AS Barack Obama Jumat (22/5) menyebut AS siap menurunkan penggunaan batubara.

Data EIA Februari 2015 menyatakan, penggunaan batubara AS untuk pembangkit tenaga listrik tinggal 37%, menurun dari 50% di 2007. Belum lagi resesi ekonomi China tak kunjung usai membuat permintaan impor negara ini terus surut. "Efeknya, China lebih fokus mengeksplorasi tambang dalam negeri daripada impor," ujar Ibrahim.

Tak hanya itu, keputusan China untuk menjalin kerjasama dengan Rusia dalam membangun kilang cadangan gas menjadi sinyal buruk bagi batubara. Seperti, penggunaan batubara pembangkit listrik dialihkan menjadi gas alam.

Volume menciut

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, menjelaskan akibat kondisi tersebut pada Januari-April 2015 produksi batubara Indonesia hanya sekitar 130 juta ton, lebih rendah 11,56% dibanding periode sama di 2014.

Produsen batubara, Australia juga mengalami hal sama. Ekspor batubara Australia anjlok karena kurangnya permintaan. "Bahkan tersiar kabar pada tahun 2017 Indonesia akan menghentikan ekspor batubara akibat minimnya permintaan," kata Deddy.

Kondisi teknikal harga batubara tak jauh beda. Saat ini harga batubara bergerak di bawah moving average (MA) 100 dan 200 mengindikasikan penurunan. Moving average convergence divergence (MACD) di minus 0,07 bergerak ke bawah. Begitu juga stochastic di 10 dan relative strength index (RSI) di 41 yang juga bergerak menurun.

Prediksi Deddy, Selasa (26/5), harga batubara di level US$ 56,75-US$ 57,45 per ton dan sepekan ke depan di US$ 56,50-US$ 57,80 per ton. "Selasa (26/5) bergerak di US$ 56,50-US$ 57,10 per ton dan sepekan mendatang US$ 56,00-US$ 57,20 per ton," proyeksi Ibrahim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×