Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (11/3) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih merah menyala. Ketika bursa saham tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 16,63 poin (-0,26%) dari penutupan sebelumnya, lalu terkapar di angka indeks 6.366,43.
Tidak seperti biasanya, penurunan IHSG tersebut tidak dikuti oleh LQ45. Indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid ini justru mampu beringsut naik, meski tipis. Bertambah 0,44 poin (0,04%), LQ45 berakhir di 995,42.
Indika Energy Tbk (INDY), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), masih berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,9 kali, 4,93 kali, dan 5,46 kali.
Posisi selanjutnya diisi oleh WSKT, ITMG, TKIM, ADRO, ERAA, BBTN, dan MNCN.
Dari seluruh saham yang yang masuk dalam daftar ini, hanya empat saham harganya naik dari harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah INDY, Waskita Karya Tbk (WSKT), Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan Adaro Energy Tbk (ADRO).
Tiga saham yang lain ikut ambrol bersama sebagian besar saham di bursa. Mereka adalah INKP, Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Adapun tiga saham yang harganya tidak mengalami perubahan harga ketimbang harga penutupan sebelumnya adalah SRIL. Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan Bank Tabungan Negara (BBTN).
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah | ||||
---|---|---|---|---|
Kode | Harga (8/3) | Harga (11/3) | PBV | PER |
INDY | 2.060 | 2.100 | 0,61 | 4,9 |
SRIL | 340 | 340 | 0,93 | 4,93 |
INKP | 10.650 | 10.250 | 1,02 | 5,46 |
WSKT | 1.870 | 1.880 | 0,88 | 6,44 |
ITMG | 22.275 | 23.025 | 1,85 | 6,86 |
TKIM | 11.025 | 10.900 | 1,83 | 6,88 |
ERAA | 1.985 | 1.985 | 1,39 | 7,46 |
ADRO | 1.390 | 1.440 | 0,74 | 7,62 |
BBTN | 2.270 | 2.270 | 1,03 | 8,05 |
MNCN | 845 | 825 | 1,12 | 8,97 |
Sumber: RTI
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News