Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pembangunan Bendungan Jlantah garapan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah mencapai 93,25%. Salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) itu terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, keberadaan Bendungan Jlantah akan bermanfaat untuk kepentingan irigasi dan meningkatkan ketahanan pangan. Hal ini sesuai dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pencapaian swasembada pangan pada 2028 mendatang.
“Sesuai fokus Presiden, ketahanan pangan merupakan fondasi utama bagi kedaulatan negara. Pemerintah pun bertekad memastikan produksi pangan nasional agar mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor, salah satunya didorong oleh keberadaan bendungan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/10).
Nantinya, bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Sebelum bendungan dibangun, pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.
“Maka ke depannya, melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," tuturnya.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Emiten BUMN Karya di Pemerintahan Prabowo
Ermy menjelaskan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3. Bendungan ini berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 625 kilowatt (kw)," jelasnya.
Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, proyek ini diyakini juga bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Dengan begitu, kehadiran bendungan dapat membuka semakin banyak kesempatan usaha serta lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat sekitar semakin sejahtera.
Ermy menegaskan, Waskita Karya terus berkomitmen menjaga kepercayaan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur di Tanah Air. Apalagi, sebagai BUMN Konstruksi, WSKT memiliki peran ganda sebagai Agent of Development dan Value Creator, sehingga diharapkan bisa memberikan dampak pembangunan signifikan bagi bangsa dan negara.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Sampaikan Perubahan MRA Restrukturisasi Utang
"Di tengah upaya penyehatan kinerja melalui proses restrukturisasi, Waskita tetap fokus berkomitmen menyelesaikan berbagai proyek sesuai target. Perseroan pun berkomitmen mengembalikan Waskita ke core business sebagai kontraktor murni," tuturnya.
Sebagai informasi, Bendungan ini dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp 956 miliar.
Asal tahu saja, Waskita Karya telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai. Sementara, sembilan proyek lainnya, seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener, masih dalam tahap pengerjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News