Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Selasa mendatang (4/7), pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Kali ini, pemerintah menentukan target indikatif sebesar Rp 5 triliun.
Ada lima seri yang akan pemerintah lelang. Pertama SPN-S 05012018 dengan imbalan diskonton yang akan jatuh tempo pada 5 Januari 2018. Kedua, PBS013 dengan imbal hasil sebesar 6,25% yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2019. Ketiga, PBS014 dengan kupon 6,5% yang tenggat waktunya 15 Mei 2021 dengan imbal hasil 6,5%.
Keempat, PBS011 yang bakal kadaluwarasa 15 Agustus 2023 dengan imbal hasil 8,75%. Kelima, PBS012 yang memiliki kupon 8,87% dan jatuh tempo pada 15 November 2031.Pemerintah membidik target indikatif sebesar Rp 5 triliun.
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities mengatakan pada Kamis (22/6), lelang pekan depan belum akan seramai biasanya.
"Awal pekan Juli saya lihat belum ramai, karena mood investor masih suasana liburan sehingga mereka belum efektif akan ikut lelang," kata Made.
Diperkirakan lelang akan ramai kembali pada lelang tanggal 18 dan 25 Juli. Made memprediksikan total penawaran yang masuk pada lelang pekan depan sebanyak Rp 5 triliun sampai dengan Rp 8 triliun.
Sementara, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia mengatakan pada lelang pekan kedua mendatang pemerintah diprediksi mampu mencapai target indikatif tersebut. Sepinya lelang sukuk sejak 13 Juni 2017 Anil menjelaskan hal tersebut terjadi karena menjelang masa liburan.
"Demand lebih rendah tapi ini wajar karena mau liburan," kata Anil. Meski permintaan menurun, Anil menilai imbal hasil yang diberikan pemerintah pada lelang sukuk sebelumnya termasuk tinggi.
Keputusan pemerintah tidak akan menaikkan tarif listrik untuk semua golongan hingga akhir tahun 2017 menjadi katalis positif lelang pekan depan.
Anil mengatakan katalis positif juga datang dari tidak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). "Pemberian keniakan peringkat terhadap investasi di Indonesia juga menjadi katalis positif," kata Anil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News