Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) menyiapkan modal belanja atau capex sekitar Rp 328 miliar untuk tahun 2023. Gunung Raja Paksi akan menggunakan sebagian besar dana capex untuk menunjang produksi baja berkualitas tinggi.
"Capex yang disiapkan juga termasuk untuk pembangunan solar panel sebagai upaya GGRP menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan," kata Direktur GGRP Roymond dalam paparan publik Kamis (15/12).
Menurut Roymond, perkiraan modal belanja ini paling sedikit. Tidak menutup kemungkinan GGRP akan mengerek belanja modal seiring perkembangan situasi bisnis dan ekonomi.
"GGRP tidak menutup kemungkinan melakukan penyesuaian capex untuk terus menangkap peluang yang ada di pasar," imbuh Roymond.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Memprediksi Penjualan Mencapai US$ 972 Juta Tahun Ini
Selain itu, Roymond optimistis penjualan akhir tahun 2022 akan meningkat double digit. Emiten baja ini memperkirakan penjualan tahun 2022 akan mencapai US$ 972 juta. Prediksi penjualan ini naik 34,66% jika dibandingkan dengan penjualan bersih tahun lalu yang mencapai US$ 721,81 juta.
Namun, GGRP memperkirakan laba tahun ini akan turun sebesar 9,68% menjadi US$ 56 juta dari tahun lalu yang sebesar US$ 62 juta.
Menurut Direktur Utama GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, kinerja yang positif di tahun ini dibarengi komitmen Gunung Raja Paksi terhadap penerapan environmental, social & governance (ESG).
”Salah satu langkah strategis, dengan meluncurkan Buku Panduan Strategi GGRP dalam membantu menguraikan permasalahan perubahan iklim dan isu-isu sosial serta langkah-langkah kunci yang akan diambil perusahaan guna menuju produksi baja berkelanjutan,” kata dia.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Proyeksikan Penjualan Tahun Ini Tumbuh 34,7% YoY
Gio mengatakan hal ini dilakukan sejalan dengan visi industri menuju keberlanjutan dan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060.
Komitmen GGRP ditandai dengan transformasi pembuatan baja rendah karbon seperti transformasi pembuatan baja hijau, peralihan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, penggunaan sumber energi hijau, dan peningkatan efisiensi sumber daya.
“Berbagai langkah juga dilakukan. Seperti berkolaborasi di proyek panel surya, yang akan menjadi kombinasi dari atap, floating dan ground mounted panel surya yang akan membantu dekarbonisasi,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News