Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bergulir. Mengutip laman e-IPO, Jumat (14/10), Famon Awal Bros Sedaya akan menggunakan kode saham PRAY.
Periode bookbuilding dimulai hari ini, Jumat (14/10) sampai dengan 21 Oktober 2022. Bertindak penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Indo Premier Sekuritas. Saham Famon Awal Bros rencananya akan dicatatkan di BEI pada 8 November 2022 mendatang.
Pengelola rumah sakit Primaya ini akan melepas sebanyak-banyaknya 302,22 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel. Jumlah ini mewakili sebesar-besarnya 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor setelah pelaksanaan IPO.
Baca Juga: Proses IPO BUMN Masih Bergulir, Termasuk Pertamina Geothermal Energy
Harga penawaran yang dipasang oleh Famon Awal Bros adalah Rp 900 sampai dengan Rp 950 per saham. Sehingga, jumlah seluruh nilai dari IPO ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 287,11 miliar.
PRAY juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Archipelago Investment Pte Ltd, yang diterbitkan berdasarkan Mandatorily Convertible Bond Subscription Agreement tanggal 18 April 2022 (MCB Archipelago).
MCB Archipelago diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp 627,30 miliar. Dengan dilaksanakannya MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17% setelah IPO dan konversi MCB
Baca Juga: Primaya Hospital Incar Dana Segar hingga Rp 287,11 Miliar dari Gelaran IPO
PRAY akan menggunakan dana hasil IPO untuk tiga keperluan. Pertama, sekitar 50% dana akan digunakan sebagai dana tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan dialihkan kepada perusahaan anak yang akan dibentuk saat transaksi pembelian tanah dilakukan.
Namun, PRAY belum menentukan lokasi tanah secara spesifik dan masih mempertimbangkan pembanding atau alternatif tanah-tanah tersebut.
Kedua, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit-rumah sakit yang sudah ada. Tujuannya yakni untuk pengembangan prasarana, sarana, dan layanan pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dan diversifikasi layanan di rumah sakit Grup Primaya. Pengembangan ini dilakukan dengan cara penambahan lantai bangunan dan juga memperluas dan menambah layanan spesialis baru, termasuk diantaranya membeli alat-alat medis baru.
Ketiga, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit-rumah sakit baru. Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan anak yang sudah ada atau baru dibentuk untuk mengelola rumah sakit-rumah sakit tersebut. penyaluran dana tersebut akan diberikan kepada perusahaan anak dalam bentuk setoran modal.
Baca Juga: Ekspansi, Saratoga (SRTG) Sasar Peluang Investasi di Sektor Konsumer dan Teknologi
Asal tahu, Grup Primaya merupakan grup rumah sakit swasta di Indonesia dengan berbagai pelayanan komprehensif yang menargetkan segmen kelas menengah ke atas. Grup Primaya menawarkan berbagai pelayanan, diantaranya pusat layanan ibu dan anak, pusat layanan jantung dan pembuluh darah, pusat layanan trauma, pusat layanan kanker, pusat layanan urologi, brain and neurocenter, pusat layanan mata, dan sports clinic and orthopaedic center.
Per April 2022, Grup Primaya memiliki kapasitas 1.926 tempat tidur, memperkerjakan 263 dokter umum (termasuk dokter gigi umum), 808 dokter spesialis (baik purna waktu maupun paruh waktu dan termasuk dokter gigi spesialis), dan 2.078 perawat dan bidan, serta 895 tenaga penunjang medis lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News