kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Primaya Hospital Incar Dana Segar hingga Rp 287,11 Miliar dari Gelaran IPO


Kamis, 13 Oktober 2022 / 21:03 WIB
Primaya Hospital Incar Dana Segar hingga Rp 287,11 Miliar dari Gelaran IPO
ILUSTRASI. Pengelola RS Primaya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk akan menggelar penawaran umum perdana saham (IPO).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu lagi perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya. Adalah PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk yang akan menggelar penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO).

Dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Kamis (13/10), pengelola rumah sakit Primaya ini akan melepas sebanyak-banyaknya 302,22 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel. Jumlah ini mewakili sebesar-besarnya 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor setelah pelaksanaan IPO.

Harga penawaran yang dipasang oleh Famon Awal Bros adalah Rp 900 sampai dengan Rp 950 per saham. Sehingga, jumlah seluruh nilai dari IPO ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 287,11 miliar.

Baca Juga: Tahun Ini, Primaya Hospital Berencana Gelar IPO

Bersamaan dengan IPO, Famon Awal Bros akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan Mandatory Convertible Bond (MCB) kepada Archipelago Investment Pte. Ltd., yang diterbitkan berdasarkan Mandatorily Convertible Bond Subscription Agreement tanggal 18 April 2022 (MCB Archipelago).

MCB Archipelago diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp 627,30 miliar. Dengan dilaksanakannya MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17% setelah IPO dan konversi MCB.

Masa penawaran awal berlangsung mulai 14 Oktober 2022 sampai dengan 21 Oktober 2022. Bertindak penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Indo Premier Sekuritas. Saham Famon Awal Bros rencananya akan dicatatkan di BEI pada 8 November 2022 mendatang.

Famon Awal Bros akan menggunakan dana hasil IPO untuk tiga keperluan. Pertama, sekitar 50% dana akan digunakan sebagai dana tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. 

Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan dialihkan kepada perusahaan anak yang akan dibentuk saat transaksi pembelian tanah dilakukan. 

Famon Awal Bros belum menentukan lokasi tanah secara spesifik dan masih mempertimbangkan pembanding atau alternatif tanah-tanah tersebut.

Kedua, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit-rumah sakit yang sudah ada. Tujuannya yakni untuk pengembangan prasarana, sarana, dan layanan pada rumah sakitr-umah sakit yang telah ada untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dan diversifikasi layanan di rumah sakit Grup Primaya. 

Baca Juga: Peluang Bertumbuh Masih Besar, Saham Emiten Rumah Sakit Menarik Untuk Dilirik

Pengembangan ini dilakukan dengan cara penambahan lantai bangunan dan juga memperluas dan menambah layanan spesialis baru, termasuk diantaranya membeli alat-alat medis baru. 

Ketiga, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit-rumah sakit baru. 

Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan anak yang sudah ada atau baru dibentuk untuk mengelola rumah sakit-rumah sakit tersebut. Penyaluran dana tersebut akan diberikan kepada perusahaan anak dalam bentuk setoran modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×