Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham investor publik di pasar modal di tengah tren positif kinerja perusahaan teknologi ini dengan pencapaian EBITDA disesuaikan (adjusted) positif di kuartal 4-2023.
Hal itu terungkap dalam siaran pers GOTO, Rabu (31/1) saat perusahaan mengumumkan penyelesaian transaksi investasi TikTok di Tokopedia senilai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 23,5 triliun (kurs Rp 15.700/US$).
Meski demikian, rencana tersebut belum detail dari sisi besaran saham dan dana yang disiapkan serta masih harus menunggu persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan dengan selesainya transaksi kerja sama TikTok, maka dampaknya akan terus memberikan manfaat kepada Indonesia dan para pelaku UMKM.
“Ini juga merupakan langkah besar bagi Grup GoTo. Setelah berhasil mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023, kami akan mengakselerasi pertumbuhan kami, salah satunya melalui dukungan dan kerjasama dengan ekosistem mitra bisnis perseroan,” kata Patrick, dalam siaran pers, Rabu ini.
Patrick menegaskan, seiring dengan profitabilitas dan perbaikan arus kas GoTo, perseroan akan mengoptimalkan penggunaan modal dan sedang menyusun rencana alokasi modal ke depan.
“Rencana tersebut mencakup beberapa inisiatif termasuk kemungkinan dilakukannya pembelian kembali (buyback) saham, di mana hal ini akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham,” kata Patrick.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini saham Seri A GOTO dipegang Taobao China Holding Limited 8,72%, SVT GT Subco (singapore) 7,62%, GoTo Peopleverse Fund 5,47%, dan PT Saham Anak Bangsa 2,24%.
Sementara itu saham Seri A publik mencapai 71,24% (855.787.360.660 unit), sisa saham Seri A dipegang komisaris dan direksi perusahaan dengan besaran beragam, mayoritas di bawah 1%. Di sisi lain, untuk seri A, masih ada saham treasuri sebanyak 0,85% (10.264.665.616) dan saham masyarakat (warkat/scrip)0,24% (2.858.899.747 unit).
Target Harga
Pada perdagangan Selasa kemarin (30/1), mengacu data BEI, saham GOTO ditutup di Rp 87/saham atau menguat 12% dengan nilai transaksi Rp 504 miliar dan volume perdagangan 6 miliar saham. Investor asing memborong saham GOTO dalam sehari di pasar reguler Rp 85 miliar.
Mengacu riset sejumlah sekuritas pasar modal, level saham GOTO saat ini masih di bawah target harga (target price/TP) analis. Riset analis PT Mandiri Sekuritas Adrian Joezer memberikan rekomendasi beli saham GOTO dengan TP Rp 125/saham, naik 45% dari harga saham saat diriset Rp 86.
Penilaian ini menerapkan model nilai wajar (fair value) berbasis penilaian jumlah bagian atau The sum-of-the-parts valuation (SOTP) yang biasa digunakan untuk menentukan berapa nilai agregat satu entitas jika dipisahkan atau diakuisisi oleh perusahaan lain.
“Kami belum memperbarui dekonsolidasi Tokopedia dari perkiraan laba dan rugi, neraca, dan arus kas GOTO, sambil menunggu rincian terkait biaya penurunan nilai goodwill non-tunai,” tulis Adrian, dalam riset 5 Januari 2024.
Analis PT Ciptadana Sekuritas Asia, Gani, juga mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan TP Rp 150/saham.
"Valuasi yang ada saat ini cukup menarik karena sudah sejajar dengan perusahaan sejenis," tulis Gani dalam riset bersama Ciptadana, bertajuk Equity Market Outlook 2024 yang dirilis 6 November lalu.
Beberapa sentimen pendukung bagi GOTO di antaranya produk baru layanan on-demand service(Gojek) yakni Mode Hemat yang dilatarbelakangi perlambatan pertumbuhan bisnis dalam beberapa kuartal terakhir, terutama di tengah periode pemotongan insentif dan makin ketatnya persaingan.
“Untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, manajemen GOTO menyampaikan bahwa mereka akan mencapai hal ini tumbuh dengan memperbesar pasar potensial [Total Available Market/TAM) melalui produk yang lebih ekonomis untuk melayani pelanggan kelas bawah,” tulis Gani.
GOTO juga akan menjangkau pelanggan kelas bawah dengan menawarkan layanan pengiriman yang lebih terjangkau melalui GoTo Logistics. Di bidang fintech, GOTO melalui GoTo Financial (GTF) akan terus mempercepat pertumbuhan pinjaman dengan menggandeng entitas asosiasi, PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Terbaru, pada 5 Desember lalu, GoPay (anak usaha GTF) bersama Bank Jago memperkenalkan GoPay Tabungan Syariah by Jago, sebagai rekening transaksi sehari-hari dengan akad Wadiah Yad Dhamanah. Lewat produk ini, publik bisa melakukan berbagai transaksi di aplikasi GoPay, sekaligus mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News