Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu saham anggota Indeks LQ45 kembali jadi buruan bos perusahaan besar. Apakah investor ritel perlu mengikuti langkah bos perusahaan besar tersebut atau tahan diri?
Saham LQ45 yang diborong adalah saham GOTO dari PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. Pemborongnya adalah Patrick Walujo, Direktur Utama GOTO itu sendiri.
Teranyar, Patrick membeli 26,18 juta saham seri A GOTO.
Melansir keterbukaaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Patrick melaporkan telah membeli GOTO pada 13 Desember 2023 di harga rata-rata senilai Rp 89 per saham.
Pada perdagangan Kamis 14 Desember 2023, harga saham GOTO ditutup di level 94, naik 5 poin atau 5,62% dibandingkan sehari sebelumnya.
Dus, pria dengan nama asli Sugito Walujo ini merogoh kocek sebesar Rp 5 miliar. Pembelian saham ini setara dengan 0,0005% dari modal ditempatkan dan disetor penuh GOTO.
"Transaksi pembelian saham dilakukan untuk tujuan investasi pribadi," jelas Patrick dalam keterbukaan informasi, Rabu (13/12).
Dengan transaksi ini, jumlah kepemilikan saham Patrick meningkat dari 211.070.000 saham seri A menjadi 267.250.000. Ini setara dengan 0,02% dari modal dan ditempatkan GOTO.
Aksi ini bukan pertama kali Patrick Walujo memborong saham GOTO. Dia tercatat sudah dua kali memborong GOTO dalam beberapa bulan terakhir.
Transaksi pertama kali dilakukan pada 28 Agustus 2023. Saat itu, Patrick membeli 62,92 juta saham seri A GOTO di pasar reguler dengan harga rata-rata di Rp 90,22.
Kemudian Patrick melakukan pembelian kembali saham GOTO sebesar 148,15 juta pada 16 Oktober 2023. Waktu itu, Patrick membeli di harga Rp 67,5 per saham.
Rekomendasi saham GOTO
Samuel Sekuritas menaikkan peringkat saham GOTO dari hold menjadi buy dengan target harga di Rp 120. Sementara Mirae Asset Sekuritas melakukan review untuk rekomendasi target harga GOTO.
Equity Research Analyst Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai GOTO memiliki prospek bagus setelah masuknya investasi TikTok. Investasi TikTok ke Tokopedia akan membuat GOTO lebih fokus pada senjata rahasianya, yakni Goto Financial.
"Dengan hadirnya TikTok, Tokopedia mungkin akan menawarkan banyak produk yang akan membantu meningkatkan transaksi dan take rate Goto Financial lebih jauh," jelas dia.
Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli menuturkan prospek GOTO ke depannya akan didukung setidaknya oleh lima sentimen.
Pertama, GOTO berpotensi menguasai pangsa pasar GMV e-commerce setelah masuknya TikTok. Christopher memproyeksikan Tokopedia akan merebut pangsa pasar 40%–50% di Indonesia.
Hingga saat ini Shopee masih menjadi penguasa dengan porsi 36%. Menyusul Tokopedia sebesar 35%. Sedangkan TikTok Shop baru memiliki 5%.
"Saat ini Shopee masih menguasai pangsa pasar. Jika integrasi TikTok dengan Tokopedia berhasil maka akan menggeser posisi Shopee," kata Christopher.
Kedua, keuangan yang lebih fleksibel. Ketiga, keuntungan dari penjualan live karena pengguna TikTok di Indonesia adalah tertinggi kedua di dunia.
Keempat potensi cross selling 125 juta pengguna TikTok untuk layanan dan produk lain GOTO. Terakhir, beban Tokopedia yang tidak terkonsolidasi ke GOTO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News