Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 nampaknya menjadi periode yang berat bagi PT Goodyear Indonesia Tbk. Perusahaan ban ini menderita penurunan penjualan dan membukukan kerugian.
Perusahaan dengan dengan kode emiten GDYR itu membukukan penurunan penjualan hingga 14,79% menjadi US$ 139,32 juta dari sebelumnya US$ 159,93 juta.
Penurunan penjualan paling dalam dialami oleh barang setengah jadi hingga 91,02% year on year (YoY) menjadi US$ 2 juta dari sebelumnya US$ 22,29 juta.
Baca Juga: Goodyear (GDYR) kembangkan ban pintar yang mampu mengoptimalkan pengurang jarak henti
Penurunan terdalam setelahnya adalah penjualan ban dalam yang turun 19,39% YoY menjadi US$ 922.032. Penurunan paling mini ditunjukan oleh penjualan ban, hanya 7,32% YoY menjadi US$ 136,4 juta dari sebelumnya US$ 136,5 juta.
Dilihat dari pasarnya, penjualan GDYR sebagian besar masih diserap oleh pasar dalam negeri mencapai US$ 81,9 juta. Penjualan dalam negeri memang turun 4,81% YoY, akan tetapi penurunannya tidak sedalam penjualan ekspor.
Asal tahu saja, penjualan ekspor GDYR sepanjang tahun 2019 mencapai US$ 57,42 turun 22,3% YoY.
Baca Juga: Goodyear (GDYR) mengantongi fasilitas pinjaman Rp 140 miliar dari Bank BNP Paribas
Penjualan yang menurun membuat Goodyear Indonesia mengalami kerugian tahun berjalan hingga US$ 264.578 di tahun 2019. Padahal sepanjang tahun 2018, GDYR bisa mencatatkan laba hingga US$ 505.306.
Rugi yang dialami GDYR itu dipicu oleh beban-beban yang mayoritas meningkat. Pemberat paling besar adalah biaya keuangan yang membengkak lebih dari dua kali lipat, menjadi US$ 2,07 juta dari sebelumnya US$ 1,03 juta.
Biaya keuangan ini terdiri atas beban bunga-pinjaman bank hingga US$ 2,06 juta dan lain-lain US$ 7.752.
Biaya keuangan ini menekan laba sebelum pajak penghasilan menjadi US$ 2.184 dari sebelumnya US$ 1,02 juta. Laba sebelum pajak kemudian tertekan oleh beban pajak penghasilan hingga US$ 266.763.
Baca Juga: Rugi bersih Goodyear Indonesia (GDYR) membengkak akibat rugi kurs dan beban keuangan
Sehingga, GDYR mencatatkan rugi tahun berjalan hingga US$ 264.578.
Sementara itu, jumlah aset GDYR sepanjang tahun 2019 ikut tertekan 3,75% menjadi US$ 121,29 juta dari tahun sebelumnya US$126,02 juta.
Adapun liabilitas jangka pendek GDYR menurun 5,21% YoY menjadi US$ 66,16 juta dan liabilitas jangka panjangnya naik tipis 1,09% YoY menjadi US$ 1,84 juta.
Secara total liabilitas GDYR sepanjang tahun turun 5,05% menjadi US$ 68 juta. Di sisi lain, ekuitas perusahaan ban itu juga turun, dari sebelumnya US$ 54,39 juta menjadi US$ 53.29 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News