Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia berencana akan melepas saham berkisar 20%-30% dari seluruh total saham perusahaan. Aksi itu akan dilakukan lewat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Manajemen berharap, rencana tersebut bisa terlaksana pada September tahun ini dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Anak usaha dari perusahaan penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini akan menggunakan buku laporan keuangan bulan Maret. GMF AeroAsia menunjuk empat penjamin efek (underwriter), di antaranya Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa.
"Ini semua BUMN, dan nanti akan di lead oleh Mandiri Sekuritas," ujar Iwan Joeniarto, Direktur Utama GMF AeroAsia, Senin (12/6).
Pihaknya juga tengah menghitung valuasi perusahaan saat ini. Nilai tersebut, nantinya akan berpengaruh terhadap nominal valuasi saham yang akan dilepas ke publik. "Kisarannya berapa, saat ini kami sedang menunggu persetujuan pemegang saham. Ya bilangan perkiraannya kami lepas 20%-30%," terangnya.
Manajemen saat ini tengah mengebut administrasi yang harus dipenuhi. Baik untuk Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di antaranya seperti penyusunan prospektus perusahaan. "Kami saat ini sedang intens," katanya.
Rencananya, dana hasil dari IPO itu nantinya mayoritas akan digunakan untuk ekspansi usaha. Ekspansi yang dimaksud yakni dalam peningkatan kapasitas maupun kapabilitas dari yang belum ada menjadi ada.
Perusahaan yang bergerak di bidang usaha perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang ini berharap bisa menahan ketergantungan konsumen yang biasa menggunakan layanan di luar negeri.
"Nanti diharapkan bisa meningkatkan captive market, karena biasanya sebagian komponen dikirim ke luar negeri. Nah, karena nanti kapasitas naik kami harapkan bisa dikerjakan di Indonesia. Sehingga tidak ada devisa yang keluar," pungkasnya.
Sementara itu, Pahala Nugraha Mansury Direktur Utama GIAA menyatakan proses IPO anak usaha GIAA tersebut akan membantu meningkatkan nilai ekuitas perusahaan. Sebab, nantinya akan dikonsolidasikan juga kepada GIAA selaku induk usaha.
"Kami yakini bisa meraih di atas US$ 150 juta lah, dan akan ada peningkatan ekuitas ke depannya," katanya dalam kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News