Reporter: Raka Mahesa Wardhana, Harris Hadinata |
JAKARTA. Upaya penyelamatan kepemilikan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di Bumi Plc hampir mencapai klimaks. Glencore dikabarkan bersedia memberi pinjaman berkisar antara US$ 800 juta-US$ 900 juta pada BNBR untuk membantu membiayai kembali utang US$ 1,35 miliar ke Credit Suisse AG.
Reuters melaporkan, BNBR dan Glencore akan segera menandatangani kesepakatan tersebut dalam beberapa hari ke depan. Sebagai imbalan atas pinjamannya, Glencore mendapat hak tambahan untuk memasarkan batubara yang diproduksi Bumi Plc.
Glencore bisa memperluas hak penjualan tersebut ke produk BNBR di luar batubara. Misalnya, seng dan tembaga yang diproduksi PT Bumi Mineral Resources Tbk (BRMS).
Selain itu, perusahaan komoditas terbesar di dunia ini juga akan mendapatkan opsi untuk melakukan konversi utang menjadi saham di Bumi Plc. Hal ini baru dilakukan bila BNBR tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut.
Pihak BNBR juga memberi sinyal kesepakatan tersebut akan segera tercapai. "Tunggu keterbukaan informasi dari kami. Kalau tidak hari ini (kemarin), besok (hari ini) sudah ada," kata Eddy Suparno, Direktur Keuangan BNBR kepada KONTAN saat dimintai konfirmasi terkait kesepakatan tersebut, Kamis (13/10).
Namun Eddy sama sekali tidak bersedia memberi penjelasan soal kesepakatan dengan Glencore. "Pokoknya saya tidak bisa bicara apa-apa dulu, tunggu keterbukaan informasi," elak dia.
Memperpanjang nafas
Pasar tampaknya merespon positif kabar kesepakatan antara Glencore dan BNBR tadi. Kemarin, harga saham Bumi Plc di bursa London mencapai £ 7,77 per saham. Sebelumnya, pada 5 Oktober, saham Bumi Plc sempat jatuh ke level terendah, yakni di £ 7,11 per saham.
Meski kesepakatan tersebut positif bagi BNBR, analis menilai deal antara Glencore dan BNBR tidak akan berdampak signifikan pada pergerakan saham BNBR. "Ini seperti memperpanjang nafas BNBR saja," kata Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities.
Edwin menilai kesepakatan ini tidak memberi perubahan apa pun. Kalaupun ada perbedaan, kemungkinan besaran bunga pinjaman dari Glencore lebih rendah daripada bunga yang dikenakan Credit Suisse.
Ia menilai seharusnya perusahaan milik keluarga Bakrie ini fokus melunasi utangnya, bukan terus melakukan pembiayaan ulang seperti saat ini. "Pertanyaan saya sederhana, sampai kapan mereka bisa memperpanjang napasnya?" cetus Edwin.
Terkait kemungkinan Glencore mengonversi utang BNBR menjadi kepemilikan saham di Bumi Plc, Edwin menilai BNBR akan berusaha membayar pinjaman dari Glencore. Pasalnya, kalau perusahaan investasi dan infrastruktur ini melepas kepemilikan saham ke Glencore, aset mereka akan mengerdil.
Sekadar menyegarkan ingatan, BNBR dan Long Haul Holdings Ltd memperoleh pinjaman US$ 1,35 miliar dari beberapa institusi yang dikoordinir oleh Credit Suisse AG. Untuk mendapatkan utang tersebut, BNBR menjaminkan seluruh kepemilikannya di Bumi Plc, yaitu sebesar 47%.
Pinjaman tersebut jatuh tempo pada Maret 2012. BNBR memanfaatkan pinjaman tersebut untuk membayar sebagian utang, termasuk utang ke Credit Suisse AG yang dibuat sebelumnya.
Namun kekhawatiran krisis keuangan global membuat harga saham Bumi Plc yang menjadi jaminan utang turun drastis. Alhasil, Credit Suisse meminta BNBR melakukan pembayaran secepatnya.
Edwin menyarankan sebaiknya investor menghindari saham BNBR. "Saya tidak menyarankan saham emiten seperti ini," tandas dia. Edwin menilai, langkah BNBR membiayai ekspansi dengan cara gali lubang tutup lubang berisiko.
Pada perdagangan Kamis (13/10), saham BNBR ditutup melemah menjadi Rp 53 per saham. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News