kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Getol ekspansi, simak rekomendasi untuk saham Sido Muncul (SIDO)


Jumat, 28 Februari 2020 / 20:36 WIB
Getol ekspansi, simak rekomendasi untuk saham Sido Muncul (SIDO)
ILUSTRASI. Produksi Tolak Angin SIDO. Sido Muncul (SIDO) mencatatkan pendapatan bersih hingga Rp 3,06 triliun atau naik 10,86% secara tahunan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berhasil menorehkan kinerja yang apik sepanjang 2019. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 807,68 atau naik 21,6% secara tahunan.

Kenaikan laba bersih juga dibarengi dengan kenaikan pendapatan. Pada 2019, emiten farmasi ini mencatatkan pendapatan bersih hingga Rp 3,06 triliun atau naik 10,86% secara year on year (yoy).

Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai, pertumbuhan bisnis sektor kesehatan dan efisiensi operasional mendorong kinerja SIDO sepanjang 2019. Menurut Robertus, efisiensi di lini fasilitas produksi obat herbal cair dan biaya bahan mentah dari lini food & beverages yang lebih rendah mendorong margin kotor SIDO dari 51,5% menjadi 54,8%.

Baca Juga: Prospek sektor farmasi belum pasti, Sido Muncul (SIDO) justru menarik dilirik

Di sisi lain, margin laba usaha SIDO juga naik dari 29,8% pada tahun 2018 menjadi 33,4% di tahun lalu. Margin laba bersih emiten jamu ini juga nak dari 24% menjadi 26,3%.

Setelah menunjuk Sudarmadji Sidik sebagai direktur penjualan baru, SIDO berencana untuk memperluas pangsa pasarnya di bagian timur Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Moncernya kinerja SIDO sepanjang 2019 juga tidak lepas dari keberhasilan emiten farmasi ini menembus pasar Malaysia. Pada Maret 2019, SIDO mengantongi sertifikat halal, sebagai syarat produk untuk dijual kepada masyarakat negeri Jiran yang mayoritas muslim.

“Oleh karena itu, menjelang akhir 2019, Sido Muncul berhasil menembus pasar Malaysia dengan minuman energi Kuku Bima dan produk herbal Tolak Angin, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan ekspor SIDO pada semester pertama tahun ini,” tulis Robertus dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Jumat (28/2).

Selain itu, SIDO juga mengantisipasi pertumbuhan yang lebih tinggi dari dua pasar ekspor lainnya, yakni Nigeria dan Filipina. Investor juga harus mengantisipasi kemungkinan peningkatan penjualan ekspor ke Nigeria (dengan populasi 201 juta) dan Filipina (populasi 108,1 juta). SIDO berencana menambah lebih banyak distributor lokal untuk memperkuat penetrasi produk di kedua negara tersebut.

Baca Juga: Tunggu sentimen, investor bisa wait and see saham sektor farmasi

Dalam rangka memperluas pasar potensial lainnya, saat ini SIDO sedang dalam proses mendaftarkan lisensi distribusinya di Vietnam, Myanmar, dan Ghana, yang diharapkan akan berdampak pada kinerja semester kedua tahun ini.

Kresna Sekuritas memproyeksikan pendapatan SIDO tahun ini mencapai Rp 3,4 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 902,3 miliar.Adapun faktor yang bisa menjadi pertimbangan adalah fasilitas produksi yang saat ini hanya dijalankan pada kisaran 50%-55% dan kemungkinan penetrasi produk yang lebih tinggi baik di pasar domestik maupun ekspor.

Dengan pertimbangan ini, Robertus merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga Rp 1.460. Jumat (28/2), harga saham SIDO stagnan di Rp 1.230 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×