kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelombang Panas India Mengerek Harga Batubara


Kamis, 12 Mei 2022 / 13:50 WIB
Gelombang Panas India Mengerek Harga Batubara
ILUSTRASI. Rabu (11/5), harga batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni 2022 berada di level US$ 357,15 per ton atau naik 2,41%.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara menguat setelah sempat anjlok. Pada perdagangan Rabu (11/5), harga batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni 2022 berada di level US$ 357,15 per ton.

Harga batubara itu naik 2,41% dibandingkan hari sebelumnya, Selasa  (10/5), sebesar US$ 348,75 ton. Sementara pada penutupan perdagangan Senin (9/5), harga batubara sempat menyentuh US$ 353,50 per ton.

Selama sepekan, harga batubara naik 3,88% dan dalam sebulan menguat 12,4%. Sementara dalam setahun, harga batubara melesat 243,7%.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga batubara saat ini terus mendaki karena gelombang panas yang terjadi di India.

"Saat ini di India sedang dilanda gelombang panas yang tinggi hampir menyentuh 45°C dan bukan hanya terjadi di India tetapi hampir di seluruh wilayah Asia," ucap Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (12/5).

Baca Juga: Afrika Mulai Banjir Permintaan Batubara dari Eropa, Efek Penghindaran Komoditas Rusia

Dus, India membutuhkan listrik yang cukup besar untuk pendingin ruangan, sehingga kelistrikan India membutuhkan sumber batubara yang cukup banyak.

India merupakan salah satu Importir batubara terbesar kedua di dunia dengan kebutuhan sekitar 108 juta ton per tahun. Lantaran suplai dari Rusia terhenti akibat sanksi ekonomi negara Barat, India yang membutuhkan batubara beralih ke Indonesia dan Australia yang merupakan penghasil batubara terbesar dunia.

Padahal, bukan cuma India saja yang membutuhkan batubara. Negara-negara lain juga membutuhkan pasokan batubara, salah satunya China.

Menurut Ibrahim, lonjakan harga batubara kemungkinan besar masih akan berlangsung sampai tahun 2023, karena fenomena gelombang panas diprediksi masih berlanjut.

"Contohnya saat ini seharusnya musim kemarau ternyata musim hujan ini yang membuat akhirnya negara-negara yang terkena gelombang panas perlu pendingin ruangan. Nah yang paling murah adalah batubara dibandingkan dengan gas alam," ucap Ibrahim.

Ibrahim memproyeksikan harga batubara kemungkinan besar menyentuh di level US$ 400 per ton, sampai benar-benar gelombang panas di India mereda dan sanksi ekonomi terhadap di Rusia dicabut,  baru harga batubara akan turun kembali.

Baca Juga: Cadangan Nikel Melimpah, Indonesia Bisa Jadi Pemain Global
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×