Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) siap dan percaya diri dapat memenangkan perebutan alokasi spektrum frekuensi 700 MHz. Aset ini akan memperkokoh bisnis EXCL.
Asal tahu saja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membuka lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz dalam waktu dekat.
Penggunaan spektrum radio pada Pita Frekuensi 700 MHz dan 26 GHz akan menjadi angin segar bagi penggelaran 5G yang saat ini masih di tahap awal.
Bahkan, pita frekuensi 700 MHz disebut-sebut sebagai frekuensi emas karena memiliki kelebihan dalam memberikan coverage layanan 4G dan 5G yang lebih luas.
Presiden Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini menyatakan kesiapan EXCL untuk bertempur di lelang spektrum frekuensi 700 MHz.
Baca Juga: Ambisi XL Axiata (EXCL) Jadi Operator Nomor Satu di Sektor Pertambangan
Menurutnya spektrum merupakan aset terbesar bagi perusahaan operator telekomunikasi. Dian mengklaim XL Axiata memiliki utilisasi dan efisiensi spektrum yang paling tinggi.
"Kalau dari utilisasi dan efisiensi spektrum kayaknya XL Axiata yang paling layak untuk mendapatkan tambahan," kata Dian di kantornya, Senin (9/10).
EXCL telah menyiapkan anggaran investasi untuk memenangkan lelang frekuensi ini. Dian masih enggan untuk membeberkan nominalnya.
Salah satunya, XL Axiata telah menyiapkan up front fee. Di lelang frekuensi, pemenang lelang diwajibkan membayar dua kali nilai penawaran terakhir dan biaya hak penggunaan.
"Persiapan lelang spektrum itu investasi dan tergantung hasil lelangnya berapa. Tapi kami sudah menyediakan up front fee," jelasnya.
Dian pun mengeluhkan soal harga lelang spektrum yang tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga. Dia berharap harganya bisa semurah mungkin.
Untuk gambaran, Telkomsel harus menggelontorkan Rp 605 miliar untuk satu blok dengan lebar 2x5 MHz di pita frekuensi 2,1 GHZ pada lelang 2022.
"Kami berharap biayanya bisa dibayar secara bertahap atau dicicil sesuai dengan pertumbuhan yang ada karena pada tahap awal adopsi 5G masih rendah," kata Dian.
Potensi Merger dengan FREN
Di sisi lain, sinyal perkawinan XL Axiata dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mulai samar-samar terbuka. Konsolidasi ini dinilai akan menjadi angin segar bagi EXCL.
Meski tidak secara gamblang, EXCL telah menyatakan siap untuk melakukan penjajakan. Dian mengatakan konsolidasi EXCL dan FREN belum mencapai kesepakatan.
"Jadi sampai saat ini, manajemen XL Axiata tidak banyak terlibat. Hanya kalau dari EXCL support untuk terjadi konsolidasi," ujarnya.
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan aset EXCL akan menjadi lebih kuat dengan potensi merger dengan FREN.
"Perusahaan ekosistem ICT Fren dan Sinarmas akan memasok fiber ke wilayah di luar Jawa dan berpotensi untuk menjadi homepass," jelas Niko dalam riset 26 September 2023.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Berdampak pada Kinerja Emiten di LQ45, Simak Rekomendasi Analis
FREN punya waktu 3 hingga 9 bulan untuk melakukan perbaikan kinerja agar dapat bernegosiasi untuk valuasi yang lebih tinggi.
Menurut Niko cara tercepat FREN untuk melakukan deleverage adalah dengan memberikan lebih banyak modal saham kepada pemegang saham utama sebagai salah satu opsi potensial.
Untuk XL Axiata, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan EXCL bisa tumbuh di kisaran 10% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari target EXCL yang hanya high single digit di 9%.
BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rekomendasi beli pada EXCL dengan target harga Rp 3.900. Dalam hitungannya, P/E EXCL hingga akhir 2023 berada di 22,1 kali dengan PBV 1,2 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News