kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Gas alam terus melaju pasca sentuh rekor 2 pekan


Senin, 16 Januari 2017 / 15:39 WIB
Gas alam terus melaju pasca sentuh rekor 2 pekan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga gas alam melanjutkan penguatan setelah mencapai level tertinggi dalam dua pekan. Musim dingin di sebagian wilayah dunia menjaga tren penguatan harga.

Mengutip Bloomberg, Senin (16/1) pukul 14.05 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februrai 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,96% ke level US$ 3,452 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Gas alam melanjutkan penguatan setelah Jumat (13/1) lalu bertengger di level tertinggi dalam dua pekan.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan, gas alam menguat di tengah musim dingin ekstrem yang melanda sebagian wilayah dunia, antara lain di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Commodity Weather Group meramalkan suhu udara di bawah rata - rata akan melanda sebagian besar wilayah barat AS hingga 27 Januari mendatang. Berdasarkan Accu Weather, udara di wilayah Dallas kemungkinan di level minus 4 derajat celcius hingga 26 Januari.

Musim dingin yang masih melanda sebagian wilayah di dunia membuat permintaan gas alam terus naik. Dengan demikian, cadangan gas alam pun semakin tergerus.

Data Energy Information Administration (EIA) pekan lalu menunjukkan cadangan gas alam AS turun 151 miliar kaki kubik, lebih besar dari penurunan sebelumnya yakni 49 miliar kaki kubik serta di atas proyeksi sebesar 150 miliar kaki kubik.

Total cadangan gas alam AS menjadi 3,16 triliun kaki kubik atau 0,1% di bawah rata - rata lima tahun dan 10% di bawah total cadangan tahun lalu. "Tren harga gas alam di awal tahun ini berbeda dengan awal tahun lalu," kata Ibrahim.

Pada awal tahun lalu, penguatan harga gas alam tertahan oleh kenaikan suku bunga The Fed. Sementara tahun ini, gas alam terus melaju meski The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin akhir tahun lalu.

EIA sebenarnya memangkas proyeksi permintaan gas alam menjadi 75,37 miliar kaki kubik per hari tahun ini dari dugaan sebelumnya sebesar 75,96 miliar kaki kubik per hari. Tetapi di saat yang sama, EIA juga memprediksi produksi gas alam sepanjang 2017 akan turun menjadi 73,78 miliar kaki kubik per hari atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang bisa mencapai 74,80 miliar kaki kubik.

Menurut Ibrahim, permintaan gas alam tahun ini akan cenderung menguat karena adanya perbaikan ekonomi global, terutama di China sebagai salah satu konsumen terbesar. Sementara musim dingin masih bisa mendukung tren kenaikan harga gas alam hingga pertengahan bulan Februari. Pada kuartal pertama tahun ini, Ibrahim memprediksi gas alam akan mencapai level tertinggi di US$ 3,45 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×