kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.065   -0,35   0,00%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,94   -0,23%
  • ISSI 215   0,58   0,27%
  • IDX30 423   -1,01   -0,24%
  • IDXHIDIV20 513   -0,22   -0,04%
  • IDX80 120   0,02   0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,01   0,00%

Gas alam terdongkrak cuaca panas di AS


Rabu, 25 Juli 2012 / 06:30 WIB
ILUSTRASI. Suasana tes usap atau swab antigen COVID-19 secara gratis di Tower Alamanda Gading Nias Residence, Jakarta, Jumat (21/5). KONTAN/BAihaki.


Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga gas alam merangkak naik. Cuaca panas yang terjadi di Amerika Serikat (AS) meningkatkan kebutuhan gas alam untuk bahan bakar pembangkit listrik. Selain itu, harga gas alam yang lebih murah, membuat komoditas itu dijadikan alternatif bahan bakar pembangkit listrik pengganti batubara.

Harga kontrak gas alam pengiriman Agustus 2012 di New York Mercantile Exchange, kemarin (24/7), pada perdagangan intraday sempat menyentuh harga tertinggi di level US$ 3,12 per million British thermal units (mmbtu). Dalam sebulan, harga kontrak komoditas itu telah naik 16,67%. Namun, harga gas belum menembus harga tertinggi di tahun ini yang sebesar US$ 3,38 per mmbtu.

Morgan Stanley memprediksikan kenaikan permintaan gas akan meningkatkan harga rata-rata gas alam di AS tahun ini sebesar 14% menjadi US$ 2,74 per mmbtu. Temperatur cuaca panas yang mencapai puncaknya pada awal Agustus akan menaikkan permintaan gas di AS sekitar 185 miliar kaki kubik.

Pembangkit listrik menyerap kebutuhan gas terbesar, yakni sekitar 36% dari total kebutuhan gas negara itu. AS akan membutuhkan gas lebih banyak seiring meningkatnya kebutuhan generator untuk pendinginan di negara-negara bagian yang mengalami cuaca panas di atas normal.

Head of Analyst Askap Futures, Suluh Adil Wicaksono, mengatakan, ketersediaan gas alam di AS menurun, sementara permintaan meningkat. "Itu membuat harga gas alam bisa terdongkrak," ujarnya.

Namun, penguatan harga gas alam tertahan sentimen krisis utang di Eropa. Jika mata uang euro melemah, itu akan menjadi sentimen negatif bagi gas alam. "Dollar AS yang makin perkasa akan memberatkan negara-negara pengimpor untuk membeli gas alam," ujar Ibrahim, senior analyst Harvest International Futures.

Apalagi China, sebagai salah satu pengimpor gas alam sedang mengalami perlambatan ekonomi. Ini meningkatkan spekulasi permintaan gas alam melemah. Ujung-ujungnya harga gas alam akan kembali terkoreksi.

Tapi, hingga akhir pekan ini, Ibrahim memprediksikan harga gas alam akan naik terbatas. Secara teknikal, stochastic yang 80% ke bawah dan bollinger 20 yang berada di bollinger tengah 20% menunjukkan kenaikan terbatas.

Kondisi geopolitik Iran yang memanas juga akan menjadi sentimen positif untuk penguatan harga gas alam. Dia memprediksi harga gas alam pekan ini akan bergerak di kisaran support US$ 3,01 dan resistance US$ 3,21 per mmbtu.

Sedangkan Suluh memprediksi, harga gas alam cenderung menguat sepanjang pekan ini dengan rentang support US$ 3,00 dan resistance US$ 3,20 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×