Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tembakau iris PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) akan menjual produknya ke pasar Taiwan mulai 2020.
Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, saat ini, pihaknya tengah menyiapkan kemasan-kemasan dan tanda peringatan kesehatan yang sesuai dengan aturan pemerintah Taiwan.
Baca Juga: Permintaan lokal naik, Indonesian Tobacco (ITIC) catat penjualan neto Rp 120 miliar
Sayangnya, Djonny belum bisa memberitahukan nama perusahaan di negara tersebut yang berperan sebagai mitra bisnis ITIC.
Perusahaan ini tertarik membuka pasar Taiwan karena melihat potensi bisnis yang cukup bagus, mengingat jumlah penduduknya yang mencapai 25 juta.
"Sebagai perbandingan, kami bisa kirim satu kontainer 20 feet setiap bulannya ke Singapura yang jumlah penduduknya hanya sekitar 4 juta jiwa," ungkap Djonny saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/12).
Baca Juga: Indeks saham sektor barang konsumsi terpuruk, adakah saham yang masih menarik?
Menurut dia, pengiriman perdana ke Taiwan akan terlaksana pada kuartal I-2020. Meskipun begitu, jumlah produk yang dijual belum bisa dalam jumlah besar. Alasannya, dalam memasuki sebuah pasar baru, ITIC biasanya memerlukan waktu lebih dari dua tahun hingga dapat menjual produk dalam jumlah besar.
"Di bisnis ini, yang penting adalah keberlanjutan yang terlihat dari jumlah repeat order. Itu berarti konsumen suka dan cocok," ucap Djonny.
Ia mencotohkan, saat ITIC baru masuk ke pasar Sulawesi Utara, ITIC hanya mengirimkan 10-15 Master Case setiap bulannya. Akan tetapi, dalam waktu dua setengah tahun, pengiriman ke daerah tersebut bisa mencapai 1.500 Master Case per bulan.
Baca Juga: Meski Cukai Rokok Naik, Indonesian Tobacco Yakin Kinerja Bisa Melejit
Meskipun begitu, ia memperkirakan pasar Taiwan akan dapat berkontribusi pada kinerja penjualan ekspor 2020. Secara keseluruhan, ITIC memprediksi penjualan ekspornya pada 2020 bisa tumbuh 20% dibanding tahun ini.
Sebagai gambaran, penjualan ekspor ITIC sepanjang sembilan bulan pertama 2019 mencapai Rp 1,57 miliar. Nilai ini setara 1,3% dari penjualan neto ITIC (setelah dikurangi retur dan diskon) yang sebesar Rp 120,26 miliar.
Baca Juga: Kemenkeu terbitkan beleid terkait tata cara pembebasan cukai
Sebelumnya, ITIC sudah mendistribusikan produknya ke kawasan Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang dengan merek Pohon Sagu, Butterfly, dan Papillon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News