kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Ganti Pengendali, Green Power (LABA) Dirikan 2 Anak Usaha, Ekspansi ke Ekosistem EV


Selasa, 16 Juli 2024 / 13:46 WIB
Ganti Pengendali, Green Power (LABA) Dirikan 2 Anak Usaha, Ekspansi ke Ekosistem EV
ILUSTRASI. PT Green Power Group Tbk (LABA) telah mendirikan dua anak perusahaan baru pada 5 Juli 2024. Kedua anak usaha itu adalah PT Green Power Battery (GPB) dan PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Green Power Group Tbk (LABA) telah mendirikan dua anak perusahaan baru pada 5 Juli 2024. Kedua anak usaha itu adalah PT Green Power Battery (GPB) dan PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT).

Direktur Utama Green Power Group William Ong mengatakan, GPB dibentuk dengan modal dasar dan modal ditempatkan masing-masing sebesar Rp 10 miliar. GPB dimiliki oleh LABA dan PT Qingdao Treasure Electronic Technology Co. Ltd. 

LABA memiliki 5.100 lembar saham senilai Rp 5,1 miliar atau mewakili 51% kepemilikan di GPB. Sedangkan 49% kepemilikan atau setara 4.900 lembar saham senilai Rp 4,9 miliar dimiliki oleh Qingdao Treasure Electronic. 

GPB bergerak di bidang usaha industri peralatan pengontrol dan pendistribusian listrik, industri batu baterai, serta industri baterai untuk kendaraan bermotor listrik.

LABA juga mendirikan SEDT, yang bergerak di bidang perdagangan besar suku cadang dan aksesoris mobil, suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya, mesin kantor dan industri pengolahan - suku cadang dan perlengkapannya, serta perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapan lainnya.

Baca Juga: 12 Saham Ini Berhasil Keluar dari Papan Pemantauan Khusus Sejak Revisi Aturan

Modal dasar dan modal disetor SEDT masing-masing sebesar Rp 10 miliar. LABA memiliki 9.900 lembar saham SEDT senilai Rp 9,9 miliar atau mewakiliki 99% kepemilikan. Sedangkan 1% sisanya dimiliki oleh PT Nev Stored Energy.

"Pendirian dua anak perusahaan (GPB dan SEDT) akan menunjang kegiatan Perseroan dan merupakan rencana jangka panjang Perseroan," ungkap William dalam keterbukaan informasi, Senin (15/7).

Sekadar mengingatkan, LABA merupakan emiten perdagangan dan produksi baja serta produk turunannya yang sebelumnya bernama PT Ladangbaja Murni Tbk. LABA berganti nama menjadi PT Green Power Group Tbk pada 1 Juli 2024.

Perubahan nama dan logo perusahaan sejalan dengan perubahan pemegang saham pengendali pada 28 Juni 2024. Pergantian pengendali terjadi setelah PT Nev Stored Energy (NSE) menyelesaikan pengambilalihan sebanyak 560 juta lembar saham atau setara 50,75% dari total modal disetor dan ditempatkan dalam LABA.

NSE mengambilalih sebanyak 480 juta lembar saham dari PT Adyatama Global Investama dan dari PT Alfa Omega Investindo sebanyak 80 juta saham. Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi yang rilis 15 Mei 2024, manajemen LABA mengungkapkan bahwa NSE berencana menjadi pemain kunci dalam sektor transportasi dan penyimpanan energi yang berkelanjutan.

Visi itu akan dijalankan dengan pengembangan dan penerapan teknologi baterai litium. Sehubungan dengan hal tersebut, setelah selesainya pengambilalihan saham, NSE berencana untuk menyelaraskan kegiatan usaha LABA saat ini dengan rencana ekspansi bisnis NSE.

NSE juga berencana untuk melanjutkan penjualan barang trading dan manufaktur. Adapun, penyelarasan  kegiatan usaha LABA dengan rencana ekspansi bisnis NSE direncanakan melalui: Pertama, penyesuaian atas kegiatan usaha LABA untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja Emiten yang Berganti Pengendali

Kedua, kerja sama LABA dengan perusahaan manufaktur baterai litium terkemuka di Tiongkok. Total nilai investasi untuk rencana kerja sama tersebut diestimasikan dapat mencapai sekitar US$ 3 juta. Kapasitas produksi direncanakan akan mulai dari 1 GWh pada tahap awal.

Sejalan dengan perubahan pengendali dan rencana ekspansi tersebut, harga saham LABA telah meroket. Mengakumulasi penguatan 364% jika diukur secara year to date. Hingga sesi I Selasa (16/7), harga LABA menguat 11,54% ke level Rp 232 per saham.

 

Selanjutnya: Mau Investasi Kos-kosan? Coba Beli Hunian New Alesha House dengan Infinite Living

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis Periode 16-31 Juli 2024, Sabun Kojie San Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×