kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fundamental positif, Bank Tabungan Negara (BBTN) dinilai punya prospek cerah


Kamis, 03 Desember 2020 / 20:48 WIB
Fundamental positif, Bank Tabungan Negara (BBTN) dinilai punya prospek cerah
ILUSTRASI. Salah satu sentimen yang akan menguntungkan Bank BTN (BBTN) adalah tren suku bunga rendah.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) diperkirakan akan memiliki prospek yang cerah ke depan. Hal ini disebabkan, baik secara fundamental maupun sentimen, diperkirakan akan menguntungkan kinerja BBTN.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan, salah satu sentimen yang akan menguntungkan BBTN adalah tren suku bunga rendah. Menurut Edward, hal ini jadi katalis positif karena BTN punya porsi time deposit di total DPK yang tertinggi jika dibandingkan bank besar lain.

“Sehingga ini akan membuat blended cost of funds turun lebih signifikan. Di satu sisi lain, rendahnya suku bunga ini akan sangat membantu BTN untuk menjaga atau bahkan meningkatkan net interest margin (NIM) untuk ke depannya,” kata Edward kepada Kontan.co.id, Kamis (3/11).

Edward menilai BBTN punya prospek yang baik. Bahkan dia memproyeksikan BBTN akan membukukan pertumbuhan pemulihan kinerja yang apik pada berbagai bidang. Mulai dari laba bersih, perbaikan NIM, pertumbuhan hipotek bersubsidi, dan credit costs yang lebih rendah.

Baca Juga: Berkinerja apik, ini rekomendasi saham Bank Tabungan Negara (BBTN)

Lebih lanjut, Edward juga memproyeksikan biaya pencadangan BBTN masih akan tetap rendah seiring biaya pencadangan saat ini masih memadai. Bank BTN pun masih akan berfokus ke segmen perumahan bersubsidi dengan risiko rendah. 

Selain itu, pihak manajemen BBTN yang baru sudah menetapkan peningkatan kualitas aset BBTN dan pendanaan ritel sebagai prioritas utama. Walaupun proses ini sedang berjalan, Edward menilai sudah terlihat perbaikan secara gradual, khususnya pada kualitas aset seiring non performing loan (NPL) BBTN yang sudah berada pada level puncaknya pada kuartal pertama 2020 silam.

“BBTN kini sudah melakukan sentralisasi prosedur penjaminan pinjaman yang terpusat untuk memastikan kualitas aset yang lebih sehat dan lebih mudah diatur. Oleh sebab itu, kami memperkirakan NPL BBTN akan kembali turun pada kuartal keempat 2020 menjadi 4,4% dan tahun depan menjadi 4,1%,” tambah Edward.

Baca Juga: Bank BUMN akan Fokus Garap Segmen Tertentu

Secara jangka panjang, program BP Tapera juga menjadi katalis positif untuk kinerja BBTN. Proyeksi Sucor Sekuritas menunjukkan bahwa BP Tapera secara tahunan dapat mengumpulkan dana hingga Rp 130 triliun ketika sudah diterapkan secara utuh pada 2028. Untuk memberi gambaran, angka tersebut jauh lebih besar dibanding anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini yang hanya Rp 11 triliun. 

Menurut Edward ini seharusnya bisa memastikan keberlanjutan program perumahan bersubsidi sekaligus meminimalisir risiko politik secara jangka panjang. Sementara untuk saat ini, Edward memperkirakan segmen hipotek bersubsidi akan melanjutkan performa apiknya seiring masih berlanjutnya dukungan dari program perumahan bersubsidi dari pemerintah. 

Anggaran FLPP tahun depan sudah ditetapkan sebesar Rp 19,1 triliun atau yang tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini dinilai Edward berpotensi menjaga segmen hipotek bersubsidi milik BBTN tetap tumbuh dua digit pada tahun depan.

Baca Juga: Menteri Erick akan merombak fokus bisnis empat bank BUMN, jadi seperti apa?

Berbagai katalis positif tersebut membuat Edward optimistis kinerja bottom line BBTN akan tumbuh pesat, yakni Rp 1,7 triliun pada tahun ini dan Rp 2,7 triliun pada tahun depan. Sementara dari sisi top line, Edward memperkirakan BBTN pada tahun ini akan membukukan Rp 25,24 triliun dan untuk tahun depan Rp 27,51 triliun.

Pada akhirnya, dengan berbagai prospek menarik BBTN ke depan, Edward pun merekomendasikan untuk beli BBTN dengan target harga Rp 2.100 per saham. Kamis (3/12), harga saham BBTN turun 1,15% menjadi Rp 1.720 per saham.

Baca Juga: Kinerja positif, Dirut BTN raih penghargaan banker of the year

Baca Juga: Implementasi kartu ATM bercip di sejumlah bank besar sudah lewati target BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×