Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Secara jangka panjang, program BP Tapera juga menjadi katalis positif untuk kinerja BBTN. Proyeksi Sucor Sekuritas menunjukkan bahwa BP Tapera secara tahunan dapat mengumpulkan dana hingga Rp 130 triliun ketika sudah diterapkan secara utuh pada 2028. Untuk memberi gambaran, angka tersebut jauh lebih besar dibanding anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini yang hanya Rp 11 triliun.
Menurut Edward ini seharusnya bisa memastikan keberlanjutan program perumahan bersubsidi sekaligus meminimalisir risiko politik secara jangka panjang. Sementara untuk saat ini, Edward memperkirakan segmen hipotek bersubsidi akan melanjutkan performa apiknya seiring masih berlanjutnya dukungan dari program perumahan bersubsidi dari pemerintah.
Anggaran FLPP tahun depan sudah ditetapkan sebesar Rp 19,1 triliun atau yang tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini dinilai Edward berpotensi menjaga segmen hipotek bersubsidi milik BBTN tetap tumbuh dua digit pada tahun depan.
Baca Juga: Menteri Erick akan merombak fokus bisnis empat bank BUMN, jadi seperti apa?
Berbagai katalis positif tersebut membuat Edward optimistis kinerja bottom line BBTN akan tumbuh pesat, yakni Rp 1,7 triliun pada tahun ini dan Rp 2,7 triliun pada tahun depan. Sementara dari sisi top line, Edward memperkirakan BBTN pada tahun ini akan membukukan Rp 25,24 triliun dan untuk tahun depan Rp 27,51 triliun.
Pada akhirnya, dengan berbagai prospek menarik BBTN ke depan, Edward pun merekomendasikan untuk beli BBTN dengan target harga Rp 2.100 per saham. Kamis (3/12), harga saham BBTN turun 1,15% menjadi Rp 1.720 per saham.
Baca Juga: Kinerja positif, Dirut BTN raih penghargaan banker of the year
Baca Juga: Implementasi kartu ATM bercip di sejumlah bank besar sudah lewati target BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News