Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah masih rawan tekanan menjelang referendum Brexit tanggal 23 Juni mendatang. Kondisi fundamental dalam negeri menjadi tumpuan rupiah pada pergerakan pekan depan.
Di pasar spot, Jumat (17/6) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS menguat 0,27% ke level Rp 13.339 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir rupiah tergerus 0,33%. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah terkikis 0,23% ke level Rp 13.358 per dollar AS dan melemah 0,36% dalam sepekan terakhir.
Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto memaparkan, rupiah memang mengalami depresiasi dalam sepekan terakhir namun masih dalam sifat moderat. "Sepekan ini terjadi gejolak di pasar global akibat isu Brexit dan suku bunga The Fed," ujarnya.
Pelemahan rupiah dalam kisaran terbatas menurut Andri mencerminkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2016 berada di kisaran 4,9% - 5%. "Angka proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi secara year on year. Angka inflasi juga masih terjaga," imbuhnya.
Di sisi lain, Bank Indonesia telah melakukan langkah pelonggaran moneter dengan memangkas suku bunga menjadi 6,5%. Hal ini dilakukan untuk memperkuat fundamental ekonomi.
Harapannya, pemangkasan suku bunga BI serta keyakinan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dapat menjaga pergerakan rupiah pekan depan. Apalagi, menjelang referendum Brexit tanggal 23 Juni yang dapat memicu gejolak pasar global dan turut berimbas ke mata uang garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News