Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Mata uang dollar Amerika Serikat (AS) semakin berotot usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Mengutip Bloomberg, Kamis (30/7) pada pukul 17.06 WIB pairing AUD/USD turun 0,08% ke level 0,7289.
Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, pernyataan the Fed dalam FOMC meeting mengisyaratkan bahwa normalisasi kebijakan di negeri Paman Sam masih terus berjalan. Sebenarnya, Alwi menilai pernyataan The Fed cukup ambigu.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga sebesar 0,25% tanpa membahas kenaikan suku bunga. Di sisi lain, The Fed menyatakan perekonomian di AS sudah mulai mengalami perbaikan.
Dari pernyataan The Fed, pasar tetap melihat adanya prospek kenaikan suku bunga. Potensi kenaikan suku bunga ditentukan oleh data ekonomi di AS. Sementara dari data terdekat, produk domestik bruto (PDB) AS kuartal II-2015 diperkirakan tumbuh 2,6%.
Pernyataan ini pula yang menyeret pasangan AUD/USD. "Prospek kenaikan USD terus berlanjut jika data mendukung, sementara Australia justru menginginkan mata uangnya melemah," ujar Alwi.
Reserve Bank of Australia (RBA) masih menahan kebijakan moneter longgar dan mengharapkan mata uang AUD melemah. Hal ini dilakukan untuk menutupi dampak penurunan harga komoditas. Pasalnya, Australia memiliki mitra dagang China. Sementara Negeri Tirai Bambu itu masih mengalami perlambatan ekonomi.
Dengan pelemahan AUD, Australia berharap dapat tetap menjalin kerjasama dengan China. Jika data ekonomi AS terbukti positif, Alwi menduga, pasangan AUD/USD akan kembali melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News