Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memulai transformasi bisnisnya. Dengan ditunjuknya Dana Amin sebagai Direktur Utama, emiten penghuni Indeks Kompas100 ini berfokus pada hilirisasi hasil tambang terutama untuk komoditas nikel.
Direktur Niaga Aneka Tambang Aprilandi Hidayat Setia mengatakan, pergantian direksi ini tidak lepas dari adanya rencana transformasi bisnis perseroan, yakni hilirisasi.
Baca Juga: Dana Amin diangkat jadi Dirut Aneka Tambang, saham ANTM naik tipis hari ini
Apalagi, mulai 2020 pemerintah resmi menutup keran ekspor bijih nikel kadar rendah. Hal inilah yang kemudian membuat ANTM menaruh fokus pada bisnis hilirisasi mulai tahun depan.
Selain hilirisasi, ketiga nahkoda baru ANTM juga diberi mandat oleh MIND ID untuk penguasaan dan pengelolaan cadangan serta dapat membawa ANTM menjadi perusahaan kelas dunia (world class company).
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, aturan pelarangan ekspor bijih nikel ini akan berdampak bagi ANTM dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang pelarangan ini justru akan berdampak positif.
“Strategi kembali fokus pada hilirisasi seharusnya dapat menjaga keseimbangan ANTM dalam menghasilkan pendapatan ke depannya,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) akan fokus pada bisnis hilirisasi pada 2020
Senada, Analis Artha Sekuritas Nugroho Rahmat Fitriyanto menilai pelarangan ekspor bijih nikel ini menjadi potensi bagi ANTM untuk upside dari hasil pengolahan feronikel. Saat ini ANTM memiliki smelter pengolahan nikel yang terletak di Halmahera Timur.
Selain itu, ANTM juga mengalap berkah dari adanya perubahan tarif royalti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019 tentang jenis dan tarif PNBP di Kementerian ESDM.
Untuk komoditas nikel, perubahan royalti nikel naik menjadi 10%, sedangkan feronikel turun dari 4% menjadi 2%. “Royalti ini akan menambah profitabilitas ANTM,” ujar Nugroho kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy juga sepakat pelarangan ekspor bijih nikel ini bakal berdampak positif bagi ANTM. Ditambah, saat ini fasilitas smelter nikel di Indonesia dinilainya sudah cukup mumpuni.
Baca Juga: Gantikan Arie Prabowo, Dana Amin diangkat jadi dirut Aneka Tambang (ANTM)
Ia pun merekomendasikan beli (buy) saham ANTM dengan target harga Rp 1.200 per saham. Sementara Sukarno justru merekomendasikan wait and see untuk saham ANTM. Sebab, saat ini kondisi eksternal terkait tensi perang dagang sedikit sudah menunjukkan kemajuan yang positif.
Namun, kondisi ini biasanya berbanding terbalik dengan kondisi harga emas global yang justru akan turun. “Jadi lebih diperhatikan ke harga emas saat ini seperti apa,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News