Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, ANTM juga mengalap berkah dari adanya perubahan tarif royalti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019 tentang jenis dan tarif PNBP di Kementerian ESDM.
Untuk komoditas nikel, perubahan royalti nikel naik menjadi 10%, sedangkan feronikel turun dari 4% menjadi 2%. “Royalti ini akan menambah profitabilitas ANTM,” ujar Nugroho kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy juga sepakat pelarangan ekspor bijih nikel ini bakal berdampak positif bagi ANTM. Ditambah, saat ini fasilitas smelter nikel di Indonesia dinilainya sudah cukup mumpuni.
Baca Juga: Gantikan Arie Prabowo, Dana Amin diangkat jadi dirut Aneka Tambang (ANTM)
Ia pun merekomendasikan beli (buy) saham ANTM dengan target harga Rp 1.200 per saham. Sementara Sukarno justru merekomendasikan wait and see untuk saham ANTM. Sebab, saat ini kondisi eksternal terkait tensi perang dagang sedikit sudah menunjukkan kemajuan yang positif.
Namun, kondisi ini biasanya berbanding terbalik dengan kondisi harga emas global yang justru akan turun. “Jadi lebih diperhatikan ke harga emas saat ini seperti apa,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News