kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.815   79,10   1,02%
  • KOMPAS100 1.090   11,40   1,06%
  • LQ45 794   5,67   0,72%
  • ISSI 267   4,44   1,70%
  • IDX30 412   2,73   0,67%
  • IDXHIDIV20 478   2,84   0,60%
  • IDX80 121   1,39   1,16%
  • IDXV30 131   2,82   2,19%
  • IDXQ30 133   0,53   0,40%

Fluktuasi Rupiah Bawa Pengaruh ke Emiten, Ini Kata Analis


Selasa, 02 September 2025 / 12:41 WIB
Fluktuasi Rupiah Bawa Pengaruh ke Emiten, Ini Kata Analis
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham yang menarik dikoleksi saat rupiah berfluktuasi dan pengaruhnya ke emiten


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampak berfluktuasi di tengah gejolak politik domestik. 

Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tipis di awal perdagangan hari ini. Selasa (2/9/2025), rupiah dibuka di level Rp 16.424 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah melemah tipis 0,03% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.419 per dolar AS.

Adapun pada awal perdagangan Senin (1/9 lalu, rupiah berhasil melaju kencang pada level Rp 16.476 per dolar Amerika Serikat (AS).

Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk (ASII) Windy Riswantyo menjelaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi keuangan untuk meminimalisir dampak fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Dampak volatilitas rupiah berbeda-beda di tiap segmen bisnis kami," ujar Windy kepada Kontan, Senin (2/9).

Baca Juga: IHSG Naik Lebih 1% di Sesi Pagi Selasa (2/9), Saham ANTM, JPFA, MDKA Jadi Top Gainers

Ia menambahkan, diversifikasi portofolio ASII memberikan natural hedge atau lindung nilai alami. Artinya, ketika ada segmen usaha yang tertekan akibat pelemahan rupiah, ada lini bisnis lain yang justru diuntungkan dari penguatan dolar AS, terutama yang berkaitan dengan komoditas ekspor.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menyampaikan bahwa emiten konsumer seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih cukup bergantung pada bahan baku impor. Dus, pergerakan nilai tukar rupiah menjadi faktor penting yang memengaruhi kinerja perusahaan.

Menurutnya, ketika rupiah melemah, beban pokok penjualan berpotensi naik karena harga bahan baku yang dihitung dalam dolar AS menjadi lebih mahal. Tekanan ini akan berimbas pada margin, apalagi jika perusahaan tidak bisa segera menyesuaikan harga jual. 

Sektor farmasi dan otomotif juga menghadapi risiko serupa, terutama pada lini produk yang mengandalkan komponen impor. Sebagai contoh, ASII masih memiliki porsi kendaraan impor dan Completely Knock Down (CKD) yang cukup besar. 

"Namun untuk pelemahan rupiah kali ini karena sentimen jangka pendek, tidak menutup kemungkinan akan kembali membaik dengan cepat seiring dengan mulai kondusifnya aksi demo," ucap Ekky kepada Kontan, Senin (2/9).

Ekky menambahkan strategi mitigasi dari masing-masing perusahaan pun akan sangat menentukan seberapa besar dampak volatilitas ini. Umumnya, perusahaan besar sudah menerapkan strategi natural hedging dengan mencocokkan pemasukan dan pengeluaran valuta asing, atau menggunakan instrumen derivatif seperti kontrak forward untuk melindungi nilai tukar. 

Beberapa emiten juga melakukan peningkatan komponen lokal dalam produksi guna menekan ketergantungan terhadap impor.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham BREN, CUAN, WIFI untuk Selasa (2/9)

Sementara, Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menjelaskan fluktuasi nilai tukar rupiah memengaruhi emiten yang memiliki bahan baku impor dan utang dalam bentuk dolar AS.

Sejauh ini KLBF,ICBP, INDF, MYOR memiliki bahan baku dari impor dan membuat kinerja bottom line mengalami dampak negatif jika terjadi pelemahan yang signifikan pada pergerakan rupiah. 

"Investor bisa melakukan trading jangka pendek dengan memanfaatkan teknikal rebound," kata Liza kepada Kontan, Senin (2/9).

Strategi Investor

Ekky menyampaikan dari sisi investor, volatilitas ini seharusnya tidak disikapi secara panik. Sebaliknya, ini adalah momen untuk lebih selektif. 

 saham-saham berfundamental kuat, dengan neraca sehat, arus kas positif, serta punya strategi mitigasi risiko nilai tukar yang baik, justru berpotensi menjadi pilihan menarik. 

 

Ekky mencermati beberapa saham seperti ASII, ICBP dan TLKM bisa dikoleksi saat terjadi koreksi harga.

Misalnya, ASII menarik di kisaran bawah Rp 5.250 per saham dengan potensi ke Rp 6.000 per saham, lalu saham ICBP bisa menuju Rp 11.000–Rp 11.500 per saham, serta saham TLKM sendiri tetap menjadi pilihan defensif yang solid untuk jangka menengah dengan target di kisaran Rp 4.000 per saham.

Sementara, Liza melihat secara teknikal INDF cukup menarik dengan adanya candle bullish pada perdagangan hari Senin (1/9) lalu. Ia merekomendasikan trading buy INDF dengan target Rp 7.725-Rp 7.800.

Selanjutnya: Korban Demonstrasi di Seluruh Daerah Dapat Bantuan Langsung dari Presiden Prabowo

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×