Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Kendati begitu, modal kerja dan leverage WIKA akan berkurang di semester dua ini. WIKA diproyeksikan menerima total Rp 8,4 triliun pada kuartal empat tahun ini dari penyelesaian proyek pra-pembiayaan kontraktor (CPF) jalan tol Balikpapan-Samarinda dan Kunciran-Cengkaring.
Leverage WSKT juga meningkat menjadi 8,8 kali pada kuartal dua kemarin. Padahal di kuartal I-2019 leverage hanya 7,2 kali. Ini disebabkan oleh pembiayaan proyek turnkey yang signifikan dan arus kas operasi negatif pada semester I-2019.
Baca Juga: Ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, emiten ini dapat untung
Namun, Fitch memperkirakan leverage WSKT turun pada semester dua ini karena akan menerima pembayaran turnkey yang signifikan sebesar Rp 25,2 triliun dibandingkan dengan total utang sebesar Rp77 triliun pada semester ini. Didukung oleh penyelesaian Terbanggi Besar-Pematang Panggang dan jalan tol Jakarta-Cikampek II pada pertengahan Agustus 2019.
Selain itu, kontrak turnkey Waskita yang hanya 46% dari total order book akan mengarahkan adanya peningkatan arus kas. Arus kas masuk utama untuk Waskita pada semester dua ini juga akan berasal dari divestasi tol dan pencairan pembukaan lahan.
Baca Juga: Emiten BUMN konstruksi catat arus kas defisit, ini kata analis Samuel Sekuritas
WSKT terus dalam diskusi lanjutan dengan beberapa investor asing untuk mendivestasi beberapa ruas tolnya, termasuk jalan tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono yang beroperasi penuh, yang memiliki panjang gabungan 198 km, dan bagian integral dari koridor Trans-Jawa. Termasuk turunnya dana sebesar Rp 28,4 triliun kepada 29 badan usaha jalan tol termasuk Waskita. Dana ini akan digunakan untuk pembukaan lahan yang sebelumnya menggunakan uang perseroan.
Fitch juga memperkirakan laba Waskita dan kontrak baru di semester II-2019 ini akan didorong oleh tender jalan tol Balikpapan-Penajam senilai Rp 10,52 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News