Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konstruksi pelat merah mencatatkan arus kas operasi defisit. Meskipun begitu, analis Samuel Sekuritas Selvie Ocktaviani melihat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA, anggota indeks Kompas100), PT PP (PTPP, anggota indeks Kompas100), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI, anggota indeks Kompas100) masih memeliki ruang untuk meningkatkan leverage.
Kondisi tersebut tercermin dari gearing ratio tiga emiten tersebut. Selvie mencatat WIKA memiliki gearing ratio 0,7 kali, PTPP 0,6 kali, dan ADHI sebesar 1,3 kali "Kami menilai emiten-emiten tersebut masih ada ruang ekspansi," jelas Selvie kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Baca Juga: Laba bersih anjlok 95,3%, PP London Sumatra (LSIP) targetkan produksi CPO tumbuh 5%
Apalagi ADHI juga masih menunggu pembayaran LRT progres Oktober 2018-Maret 2019 sebesar Rp 3,1 triliun. Meskipun ADHI juga mengonfirmasi bahwa pembayaran tersebut tertunda sebagian. Hal ini membuat arus kas operasi ADHI per semester I-2019 defisit Rp 2,5 triliun.
Selain tiga emiten tersebut, Selvie melihat gearing ratio Waskita Karya cukup tinggi mencapai 2,5 kali. Ditambah dengan posisi arus kas operasi yang defisit 3,4 triliun. Sehingga WSKT cukup tergantung pada pembayaran proyek turnkey.
"Melihat utang jangka pendek WSKT cukup tinggi mencapai 48% dari total utang," imbuh Selvie.
Baca Juga: Arus kas defisit, Adhi Karya (ADHI) akan lakukan anjak piutang senilai Rp 1 triliun
Berdasarkan catatan Kontan, kondisi gearing ratio WSKT mencapai 2,7 kali dan perseroan menargetkan hingga akhir tahun bisa 2,2 kali. Direktur Keuangan Haris Gunawan mengakui jumlah utang yang cukup tinggi tersebut karena banyaknya pengerjaan proyek turnkey.