Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
Pada semester I-2019, marketing sales untuk 13 pengembang yang dilacak Fitch menurun 20% yoy pada semester I-2019 menjadi Rp 15,8 triliun. Ini sejalan dengan ekspektasi Fitch, terutama karena kurangnya peluncuran produk baru pada periode menjelang pemilihan presiden pada April lalu.
Akuisisi tanah untuk sejumlah pengembang juga melambat sebesar 60% yoy karena mereka fokus pada menjadi arus kas operasi. Akibatnya, leverage stabil di level 32% pada akhir kuartal II-2019 untuk 13 pengembang tersebut.
Baca Juga: Harga batubara melorot, United Tractors hanya jual 2.122 unit alat berat hingga Juli
Lebih lanjut, Fitch mencatat beberapa emiten berencana meluncurkan proyek baru untuk pangsa pasar kelas menengah di semester dua ini. Misal, Ciputra Development (CTRA, anggota indeks Kompas100) di daerah selatan Jabodetabek senilai Rp 600 juta hingga Rp 1,6 miliar per unit, dan Jababeka (KIJA) dengan produk rumah di atas tanah di daerah Jababeka senilai Rp 700 juta hingga Rp 800 juta per unit.
Kemudian, Modern Realty (MDLN) dengan properti high-rise di Jakarta Garden City sekitar Rp 1 miliar per unit, PT Pakuwon Jati (PWON, anggota indeks Kompas100) juga berencana mendirikan proyek baru high-rise di Bekasi sekitar Rp 600 juta hingga Rp 1,3 miliar per unit.
"Sebagian besar peluncuran ini berada di area yang kami yakini masih dalam tahap awal pengembangan perumahan," jelas dia.
Sedangkan untuk kota-kota yang lebih matang, Alam Sutera Realty (ASRI, anggota indeks Kompas100) berencana meluncurkan produk dengan harga yang lebih tinggi yaitu sekitar Rp 1,5 miliar hingga Rp 2,6 miliar per unit di daerah Alam Sutera.
Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) Mulai Mengembangkan Layar
Dan Bumi Serpong Damai (BSDE, anggota indeks Kompas100) dengan produk rumah di atas tanah di BSD City dengan harga sekitar Rp 1,4 miliar hingga Rp 3 miliar per unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News