Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga emas yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini membuat investasi emas makin dilirik. Bahkan, harga emas Antam sempat mencapai rekor tertinggi pada awal bulan ini setelah menyentuh level Rp 1,14 juta per gram.
Mengenai hal itu, Financial Planner CFP Shierly memperkirakan secara fundamental, harga emas masih berpotensi naik tahun depan untuk jangka pendek. Dia menyebut hal itu dipengaruhi beberapa faktor, termasuk dari sisi global dan dalam negeri.
Salah satunya dari Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50% pada akhir tahun ini dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.
"Tahun depan pasar mengharapkan suku bunga di kisaran 4,5%-4,75% atau penurunan 75 bps. Estimasi kenaikan akan terjadi secara bertahap sampai dengan Juni atau Juli 2024," ucapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12).
Shierly bilang, dalam 2 minggu menjelang penutupan 2023, harga emas diprediksi menguat karena efek santa claus rally. Pada awal 2024, emas juga diprediksi ada kenaikan karena Chinese New Year yang terjadi di China.
Baca Juga: Harga Emas Melambung Tinggi, Ini Kata Financial Planner Soal Prospek Investasi Emas
Selain itu, dia menilai kenaikan harga emas juga masih akan dipengaruhi oleh kondisi konflik di Timur Tengah. Ditambah selain di Indonesia, ada 68 negara lain yang juga akan mengadakan pemilu pada tahun depan.
Sementara itu, terkait pasar emas dalam negeri, Shierly mengatakan harga emas dipengaruhi juga dengan volatilitas nilai tukar rupiah.
Meskipun nilai tukar rupiah terpengaruh oleh kondisi geopolitik luar negeri dan politik dalam negeri, dia menyebut pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas rupiah, seperti kebijakan fiskal, yaitu devisa hasil ekspor dan kebijakan moneter dengan menerbitkan Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI) dan Sukuk Valas BI (SUVBI).
"Emas masih dianggap sebagai aset lindung nilai saat krisis (safe haven), maka harga emas global diprediksi akan mengalami reli paling tidak sampai dengan Mei 2024," ungkapnya.
Jika melihat dari grafik teknikal, Shierly menyampaikan harga emas spot telah membentuk all time high atau US$ 2.148 per ons troi. Dia bilang harga emas bisa diperkirakan bisa menyentuh level US$ 2.300 per ons troi.
"Jika eupiah berada di kisaran Rp 15.500 hingga Rp 16.000 per dolar AS, maka dalam rupiah, harga emas LM di pasaran bisa menyentuh kisaran Rp 1,2 juta hingga Rp 1,3 juta per gramnya," ujarnya.
Menurut Shierly emas sebetulnya bukan aset investasi yang diperuntukkan untuk jangka pendek, tetapi sebagai aset lindung nilai. Kalau investor ritel ingin investasi emas LM, sebaiknya investasi emas LM tersebut untuk tujuan keuangan dengan jangka waktu sangat panjang atau 10 tahun hingga 20 tahun lagi, seperti untuk dana kuliah anak atau pensiun.
Baca Juga: Harga Emas Terus Naik, Ini Kata Financial Planner Soal Prospek Investasi Emas
Untuk investor yang pemula investasi LM dan tujuan keuangan jangka pendek atau menengah, dia menyarankan sebaiknya menghindari membeli emas LM, mengingat harganya sudah cukup tinggi dan selisih spread harga jual beli cukup besar.
"Bagi para swing trader di komoditas berjangka emas, boleh saja jika ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga mulai dari akhir tahun ini. Namun, perlu dibekali dengan pengetahuan, keahlian, dan risk management yang mumpuni," katanya.
Menurut Shierly, idealnya membeli emas saat berada di level US$ 2.019 per ons troi, yang mana nilai itu untuk investor jangka panjang dan boleh untuk cicil bertahap. Untuk swing trader, dia bilang buy range di level US$ 2.016 - US$ 2.021 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News