kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fenomena pom pom investasi dan investor pemula di BEI


Sabtu, 27 Februari 2021 / 07:35 WIB
Fenomena pom pom investasi dan investor pemula di BEI


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor di pasar modal Indonesia terus geliat dan bertambahnya di tengah pandemi Covid-19. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor sebanyak 3,9 juta Single Investor Identification (SID) atau melonjak 56% jika dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2019.

Investasi di pasar modal banyak digemari publik saat ini khususnya kaum milenial. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga menunjukkan demografi investor untuk usia di bawah 30 tahun berjumlah 54,8% dan usia 31-40 tahun berjumlah 22,6% dari total investor pasar modal di Indonesia, dapat dikatakan lebih dari 75% investor pasar modal Indonesia berada pada usia muda atau produktif.

Baca Juga: BEI berencana hilangkan informasi kode broker, begini tanggapan mantan dirut BEI

Grant Thornton Indonesia melihat, banyaknya investor baru ini patut menjadi perhatian, terlebih lagi dengan munculnya fenomena pom-pom dimana saham dipompa (pump) agar harganya melejit oleh individu atau kelompok sehingga tampak menggiurkan. Fenomena ini juga bersamaan dengan maraknya influencer yang ikut membicarakan soal investasi saham dengan merekomendasikan saham tertentu sehingga semakin meningkatkan antusiasme publik untuk berinvestasi saham.

Fenomena ini membuat saham dianggap sebagai instrumen investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang relatif tinggi. "Namun, sama seperti investasi pada umumnya, potensi keuntungan yang tinggi dari investasi saham juga tentu diikuti dengan risiko yang tinggi, fakta ini yang seringkali kurang diperhatikan investor pemula," ujar Marvin Camangeg, Advisory Director Grant Thornton Indonesia. 

Marvin menambahkan, performa beberapa perusahaan yang sempat mengalami kenaikan harga saham hingga ratusan persen juga mendorong banyaknya investor newbie menjadi merasa FOMO (Fear of Missing Out). Dimana, mereka akhirnya bertindak impulsif hanya karena takut ketinggalan momentum untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.

Baca Juga: BEI berencana hilangkan informasi kode broker, mantan dirut BEI buka suara

Pada akhirnya banyak investor pemula yang salah kaprah dengan menginvestasikan uang untuk kebutuhan sehari-hari bahkan berutang dengan bunga besar. Investor tadinya berharap mendapat keuntungan cepat justru banyak yang berakhir dengan rugi besar.

Marvin berharap, investor pemula belajar dan meningkatkan pemahaman terlebih dahulu sebelum berinvestasi saham. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti webinar dan workshop tentang pasar modal yang sering diselenggarakan oleh instansi berkaitan ataupun bergabung dengan komunitas pemain saham sehingga para investor pemula bisa langsung mendengarkan dan belajar dari orang – orang yang sudah berpengalaman dalam bermain saham.




TERBARU

[X]
×