kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Februari, pemerintah menawarkan sukri


Sabtu, 17 Januari 2015 / 14:41 WIB
Februari, pemerintah menawarkan sukri
ILUSTRASI. Kaum Pria Wajib Tahu, Ini 4 Ciri-Ciri Penis Sehat


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Investor ritel bisa mulai menyiapkan dana untuk berinvestasi di surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk ritel (sukri). Pasalnya, pemerintah berencana menawarkan sukuk ritel seri SR007 pada 23 Februari hingga 6 Maret 2015 mendatang.

Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, penetapan imbalan akan dilakukan beberapa hari sebelum dimulainya masa penawaran. "Besar imbalan sangat tergantung kondisi market saat penetapan nanti," ujar Suminto kepada KONTAN, Jumat (16/1).

SR007 akan terbit dengan jangka waktu tiga tahun. Menurut Suminto, target indikatif penerbitan hampir sama dengan realisasi SR006 tahun 2014 yang sebesar Rp 19,32 triliun. Size penerbitan masih belum pasti. "Namun secara indikatif masih di sekitar size tahun 2014," imbuh Suminto.

Adapun penjatahan akan dilakukan beberapa hari setelah masa penawaran berakhir. Pemerintah menargetkan, total emisi penerbitan sukuk tahun 2015 sebesar Rp 80 triliun. Nilai ini naik sekitar 6% dibandingkan realisasi penerbitan sukuk tahun 2014 yang senilai Rp 75,5 triliun.

Realisasi penerbitan pada tahun 2014 tersebut terdiri dari proses lelang seri project based sukuk (PBS) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) sekitar Rp 21, 62 triliun atau setara 28,6% dari total emisi. Lalu, proses bookbuilding Sukuk Ritel (SR)-006 Rp 19,32 triliun atau sekitar 25,5% dari total emisi.

Selanjutnya, proses private placement Rp 16,86 triliun atau 22,33% dan Global Sukuk Dollar AS yang ekuivalen senilai Rp 17,75 triliun atau 23,5%.

Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management, memperkirakan imbalan SR007 akan ditetapkan antara 9% hingga 9,5% atau lebih besar dibandingkan SR006 yang sebesar 8,75%.

Menurut dia, kenaikan imbalan dipicu tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate yang diperkirakan tetap bertahan di level 7,75%. "Belum ada sinyal potensi BI rate menurun," kata Desmon.

Selain itu, ada persaingan dengan produk deposito perbankan yang menawarkan suku bunga tinggi. Sehingga, pemerintah mau tidak mau akan menawarkan imbalan SR007 cukup tinggi. "Kemungkinan pemerintah akan memaksimalkan penyerapan permintaan sukuk ritel," ujar dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×