Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Permintaan sukuk ritel (sukri) seri SR-006 membanjir. Hingga hari kedelapan, total penjualan mencapai 80% dari target indikatif yang diajukan 28 agen penjual.
Kepala Sub Direktorat Pelaksanaan Transaksi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Wien Irwanto bilang, agen penjual membidik penjualan SR-006 senilai Rp 18,5 triliun. Artinya, permintaan yang masuk sudah mencapai Rp 14,8 triliun.
Adapun target agen penjual masih berada di area target internal DJPU, yaitu berkisar Rp 15 triliun–Rp 20 triliun.
Wien memerinci, mayoritas pembeli masih berasal dari investor Jakarta, yaitu sekitar 50%. Lalu, 40% investor asal Indonesia bagian Barat, di luar Jakarta. Sisanya, investor dari Indonesia bagian Timur dan Tengah. "Total ada 25.000 investor. Target kami tahun ini menggaet 30.000 investor," ujarnya, Rabu (26/2).
Tingginya minat investor terlihat dari beberapa agen penjual yang mengajukan penambahan kuota (upsize) dari target awal. Meski tak memerinci, Wien mengaku, jumlahnya sekitar 10 agen penjual.
Salah satu agen yang meminta upsize, yaitu PT OCBC NISP. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjau-djaja mengklaim, telah menghabiskan jatah dari pemerintah sekitar Rp 500 miliar. Nilai tersebut terjual kepada 1.000 investor pada pekan lalu. "Kami sudah minta upsize, tapi kami belum bisa disclose hasilnya," tutur Parwati.
Agen penjual lain, PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga meminta upsize Rp 500 miliar, dari jatah semula Rp 2,2 triliun. Vice President Product Development BNI Teddy Atmaja bilang, hingga akhir pekan lalu, telah menjual Rp 1,5 triliun kepada 1.200 investor.
Meski begitu, pemerintah sepertinya tidak akan melakukan upsize besar-besaran. Pasalnya, ada juga agen penjual yang meminta pengurangan kuota (downsize), meski jumlahnya lebih sedikit dibanding yang minta upsize.
Kebanyakan yang minta downsize dari perusahaan sekuritas. "Jadi, kami akan alokasikan jatah untuk agen penjual yang minta downsize ke agen penjual yang minta upsize," ungkap Wien.
Ia memproyeksikan, penyerapan instrumen SR-006 akan sedikit melebihi target awal senilai Rp 18,5 triliun.
Wien optimistis, SR-006 bakal mencapai target, lantaran mendapat berkah dari instrumen SR-003 senilai Rp 7,3 triliun yang jatuh tempo pada 23 Februari 2014. Menurutnya, investor SR-003 akan mengalihkan dananya ke SR006.
Pemerintah sejatinya bisa menerbitkan SR-006 hingga Rp 27 triliun, atau senilai underlying asset yang telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, kata Wien, pemerintah tidak akan agresif menerbitkan instrumen ini.
Penyerapan akan disesuaikan kebutuhan pembiayaan APBN. "Apalagi, kami memiliki jatah menerbitkan sukuk global dan sukuk negara yang dilakukan secara reguler melalui lelang," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News