kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Faktor penguat rupiah: Internal dari intervensi BI, eksternal dari The Fed


Rabu, 09 Oktober 2019 / 04:45 WIB
Faktor penguat rupiah: Internal dari intervensi BI, eksternal dari The Fed
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah hari ini (8/10) menguat tipis pada penutupan perdagangan. Pergerakan yang cenderung stabil ini berkat gabungan data global dan domestik yang memengaruhi mata uang garuda.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah hanya menguat 0,01% ke level Rp 14.162 per dolar AS. Sebaliknya, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,1% menjadi Rp 14.170 per dolar AS.

Menurut Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim, penguatan rupiah yang tipis karena ada tarik menarik data global dan domestik. Data global mayoritas memberikan sentimen negatif dan data domestik menahan koreksi rupiah.

Baca Juga: Rupiah hanya menguat tipis pada hari ini

Sentimen global, Ibrahim bilang, datang dari pembicaraan perdagangan antara AS dan China yang akan berlangsung pekan ini. Tiongkok mulai meragukan kesuksesan negosiasi tersebut.

Pemicu keraguan China adalah laporan yang menunjukkan, delapan perusahaan teknologi negeri tembok raksasa masuk dalam daftar hitam AS. “Mereka dituduh terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap minoritas muslim di Provinsi Xinjian,” ujar Ibrahim.

Selain itu, Ibrahim menyebutkan, masalah yang terjadi pada Presiden AS Donald Trump kembali meningkat. Trump telah diperintahkan Pengadilan New York untuk menyerahkan pengembalian pajak pribadi dan perusahaan selama delapan tahun.

Baca Juga: Yuan China dan dollar Taiwan paling perkasa di Asia, rupiah dan baht tertekan

Satu-satunya sentimen positif dari eksternal datang dari kebijakan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Dalam rapat The Fed pekan lalu, ia mengindikasikan rencana penurunan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin.

Ibrahim mengatakan, saat ini pelaku pasar sedang menunggu rilis notulensi rapat tersebut. “Keputusan itu sepertinya tidak bulat dan masih ada anggota yang ingin kebijakan moneter tidak terlampau dovish,” imbuh Ibrahim.

Data domestik juga memberi sentimen positif ketika BI melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi melalui perdagangan NDF. Ibarahim menuturkan, intervensi ini menopang rupiah untuk tidak terkoreksi, walaupun cadangan devisa turun cukup dalam.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Terseret Yuan

Bicara cadangan devisa yang turun, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menuturkan, rilis data tersebut tidak terlalu negatif sehingga tak banyak memengaruhi pergerakan rupiah. Data domestik terlalu minim, yang menggerakkan rupiah lebih banyak dari sentimen global.

Penguatan hari ini tak hanya terjadi pada rupiah, juga uang regional Asia lainnya. “Beberapa hari lalu, kan, dolar AS terus menguat, sepertinya sekarang pelaku pasar mulai melakukan profit taking,” ujar Reny.

Menurut Reny, pergerakan rupiah beberapa hari ke depan masih sideways, dengan kecenderungan menguat tipis. Sebab, ada antisipasi terhadap pembicaraan dagang AS-China pada pekan ini.

Baca Juga: Perdagangan AS-Eropa Menegang, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah

Sedang Ibrahim menilai, rupiah justru akan melemah. Soalnya, tetap akan ada tarik menarik sentimen yang memengaruhi mata uang garuda besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×