kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry


Kamis, 07 Oktober 2021 / 13:27 WIB
Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry
ILUSTRASI. Fasilitas Penetasan Telur Ayam (Hatchery) milik JAPFA. Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. RHB Sekuritas memandang prospek sektor poultry jauh lebih menarik ke depan. Hal ini tercermin dari keputusan RHB Sekuritas yang mengubah rating untuk sektor poultry menjadi overweight dari sebelumnya netral.

Analis RHB Sekuritas Michael Setjoadi dan Marco Antonius dalam risetnya pada 4 Oktober 2021 menuliskan, alasannya mengubah rating untuk sektor poultry didasari oleh potensi perbaikan permintaan dan tingkat konsumsi daging ayam ke depan.

Ia menyebut, hal ini tercermin dari kenaikan harga ayam sebesar 2% secara bulanan, relatif stabil mengingat pemerintah menurunkan tingkat culling untuk bulan tersebut. Alhasil, DOC final stock (FS) naik sebanyak 6,6 juta secara bulanan atau tumbuh 3%. 

“Jika tren ini berlanjut, maka akan terlihat pertumbuhan volume penjualan DOC dan broiler sebesar 20% secara kuartalan. Hal ini juga akan membuat volume penjualan pakan yang lebih tinggi,” tulis Michael dan Marco dalam risetnya.

Baca Juga: Prospek Japfa Comfeed (JPFA) Tertekan Naiknya Harga Bahan Baku

Michael dan Marco menilai, dengan penurunan kasus Covid-19 dan pembukaan kembali ekonomi, seharusnya akan mendukung kenaikan tingkat konsumsi daging ayam. Apalagi, secara historis, konsumsi ayam memang lebih tinggi menjelang akhir tahun. 

Mengingat umur simpan persediaan ayam yang pendek, kenaikan permintaan akan berpotensi mengurangi tingkat pemusnahan yang diwajibkan oleh pemerintah. Dus, dapat mendukung harga ayam pedaging yang kemudian akan memperluas volume penjualan pakan (EBITDA absolut lebih tinggi untuk pakan) dan margin ayam pedaging/DOC.

Di satu sisi, curah hujan yang tinggi pada periode Oktober-November akan menurunkan panen jagung pada periode tersebut, sehingga harga jagung akan jauh lebih terjaga. Tak hanya itu, harga kedelai yang telah turun dari puncaknya sebesar 13% sejak pertengahan 2021 juga dapat mengimbangi kenaikan harga jagung untuk kebutuhan pangan. 

Baca Juga: Harga melonjak naik, pemerintah diminta perbaiki neraca komoditas jagung

Baru-baru ini, Kementerian Perdagangan meminta pelaku industri untuk mematok harga DOC di level Rp 6.000 untuk peternak, karena harga broiler masih di level Rp 19.000 per kg sesuai arahan pemerintah. Alhasil, pemerintah juga melarang perusahaan menaikkan harga pakan. 

Menurut Michael dan Marco, sentimen negatif tersebut justru seharusnya menjadi window opportunity masuk yang baik. Keduanya melihat sikap pemerintah terhadap harga pakan hanya sebatas rekomendasi, dan tidak akan ada penalti yang diberikan bagi peternak yang menaikkan harga pakan. 

“Pada akhirnya, pendapatan emiten sektor poultry di paruh kedua tahun ini akan jauh lebih baik. Didukung oleh harga ayam yang lebih tinggi karena kegiatan ekonomi yang mulai pulih,” imbuh Michael dan Marco.

Adapun RHB Sekuritas menjadikan Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sebagai top pick dengan rekomendasi beli dengan target harga Rp 2.750 per saham.

Selanjutnya: Tersengat sentimen subsidi jagung, ini rekomendasi saham CPIN, JPFA, WMUU & SIPD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×