kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry


Kamis, 07 Oktober 2021 / 13:27 WIB
Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry
ILUSTRASI. Fasilitas Penetasan Telur Ayam (Hatchery) milik JAPFA. Faktor pemulihan ekonomi buat RHB Sekuritas mengubah rating sektor poultry.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. RHB Sekuritas memandang prospek sektor poultry jauh lebih menarik ke depan. Hal ini tercermin dari keputusan RHB Sekuritas yang mengubah rating untuk sektor poultry menjadi overweight dari sebelumnya netral.

Analis RHB Sekuritas Michael Setjoadi dan Marco Antonius dalam risetnya pada 4 Oktober 2021 menuliskan, alasannya mengubah rating untuk sektor poultry didasari oleh potensi perbaikan permintaan dan tingkat konsumsi daging ayam ke depan.

Ia menyebut, hal ini tercermin dari kenaikan harga ayam sebesar 2% secara bulanan, relatif stabil mengingat pemerintah menurunkan tingkat culling untuk bulan tersebut. Alhasil, DOC final stock (FS) naik sebanyak 6,6 juta secara bulanan atau tumbuh 3%. 

“Jika tren ini berlanjut, maka akan terlihat pertumbuhan volume penjualan DOC dan broiler sebesar 20% secara kuartalan. Hal ini juga akan membuat volume penjualan pakan yang lebih tinggi,” tulis Michael dan Marco dalam risetnya.

Baca Juga: Prospek Japfa Comfeed (JPFA) Tertekan Naiknya Harga Bahan Baku

Michael dan Marco menilai, dengan penurunan kasus Covid-19 dan pembukaan kembali ekonomi, seharusnya akan mendukung kenaikan tingkat konsumsi daging ayam. Apalagi, secara historis, konsumsi ayam memang lebih tinggi menjelang akhir tahun. 

Mengingat umur simpan persediaan ayam yang pendek, kenaikan permintaan akan berpotensi mengurangi tingkat pemusnahan yang diwajibkan oleh pemerintah. Dus, dapat mendukung harga ayam pedaging yang kemudian akan memperluas volume penjualan pakan (EBITDA absolut lebih tinggi untuk pakan) dan margin ayam pedaging/DOC.

Di satu sisi, curah hujan yang tinggi pada periode Oktober-November akan menurunkan panen jagung pada periode tersebut, sehingga harga jagung akan jauh lebih terjaga. Tak hanya itu, harga kedelai yang telah turun dari puncaknya sebesar 13% sejak pertengahan 2021 juga dapat mengimbangi kenaikan harga jagung untuk kebutuhan pangan. 

Baca Juga: Harga melonjak naik, pemerintah diminta perbaiki neraca komoditas jagung




TERBARU

[X]
×