Reporter: Dina Farisah, Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Gonjang ganjing perekonomian Eropa pasca penggelontoran stimulus sebesar 1,1 triliun euro untuk setahun dan belum ditemukannya kesepakatan dengan Yunani membuat pergerakan euro tersendat. Posisi euro diprediksi memasuki tren bearish dalam jangka pendek terhadap mata uang dunia lainnya.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/3) pukul 16.45 WIB, pasangan EUR/USD melemah 0,96% berada di level 1,0751 dibanding penutupan hari sebelumnya. Pairing EUR/JPY juga merosot 0,41% ke level 130,93. Namun pasangan EUR/AUD bergerak naik tipis 0,06% ke level 1,4098.
Rilis data ekonomi Eropa juga tidak dapat membantu banyak. Pada Selasa (10/3) data Produksi Industri Perancis Januari 2015 tercatat naik 0,4% dari prediksi hanya minus 0,2%. Namun angka ini masih di bawah bulan Desember 2014 yakni 1,4%.
Selain itu, data Produksi Industri Itali Januari 2015 juga menorehkan hasil negatif yakni minus 0,7% atau di bawah prediksi yakni 0,2% dan di bawah Desember 2014 yang bertengger di level 0,4%.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan, pasangan EUR/USD masih akan melemah dalam jangka pendek. Sebab, saat ini mata uang euro tengah cedera akibat krisis utang Yunani.
Pada Rabu (11/3), akan diadakan pertemuan guna membahas utang Yunani. Kreditur akan memastikan apakah Yunani sudah memenuhi syarat yang telah disepakati pada 20 Februari lalu, dimana salah satunya merupakan program penghematan. “Merebaknya ketidakpastian Yunani di tengah rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menggempur EUR/USD,” ujar Agus.
Saat ini, lanjut Agus, penguatan dollar AS terus berlanjut. Pasca data penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian AS (nonfarm payrolls) yang positif, dollar AS terus membukukan kinerja yang tangguh. Akibatnya, dollar menguat terhadap rekan-rekan mata uang utama, termasuk terhadap euro.
Analis dan Direktur PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, saat ini pelemahan EUR/JPY karena tekanan terhadap euro yang begitu tinggi.
“Eropa berada pada posisi yang tidak menguntungkan,” kata Gema. Tekanan pada mata uang ini datang dari keputusan pembelian obligasi tenor 10 tahun dan penggelontoran stimulus. Belum lagi belum usainya perkara Eropa dan Yunani.
Sedangkan dari sisi yen rilis data ekonomi cukup positif walau tidak bisa dikategorikan mengesankan. Pada Senin (9/3) lalu rilis data neraca berjalan Jepang bulan Januari 2015 tercatat menurun menjadi 1,06 triliun yen atau berada di bawah prediksi yakni 1,16 triliun yen. Namun angka ini masih di atas bulan Desember 2014 yang hanya 0,85 triliun yen.
Tidak hanya itu, rilis data penjualan manufaktur kuartal empat 2014 meski masih minus 0,7% tapi sudah lebih baik dari kuartal tiga 2014 yakni minus 1,1%. Ditambah lagi hari ini rilis prelim pemesanan peralatan mesin Jepang Februari 2015 juga naik menjadi 28,9% dari Januari 2015 hanya 20,4%.
“Mata pasar tertuju pada euro, kebijakan ekonomi yang buruk membuat mata uang ini terus tertekan di pasar. Pelemahan ini akan berlanjut di hari ini,” kata Gema. Sehingga menurut Gema selagi belum ada perubahan fundamental dalam perekonomian Eropa, tren pasangan masih bearish untuk beberapa waktu mendatang.
Berbeda dengan keduanya, Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka memaparkan bahwa penguatan yang terjadi pada pasangan EUR/AUD karena pasar melakukan aksi profit taking atau mengambil keuntungan saat harga sedang berada di level terendah.
Pasalnya EUR/AUD sudah merosot sejak 3 Februari silam dan membentuk harga di level terendah enam tahun terakhir. Maka kenaikan yang terjadi ini hanya bersifat sementara. Apalagi rilis data ekonomi AUD tidak begitu menggembirakan. Sebut saja rilis data ANZ job advertisement bulan Februari 2015 yang menurun menjadi 0,9% dari bulan Januari 2015 yakni 1,2%.
“Namun ini tidak akan bertahan lama, euro masih berpotensi untuk kembali melemah hari ini,” kata Tonny. Penyebabnya saat ini perekonomian Eropa sedang buruk. Penggelontoran stimulus serta kembali membeli obligasi dari negara-negara Eropa membuat euro terus tertekan.
Belum lagi belum ditemukannya kesepakatan antara Yunani dan Eropa. “Yang menjadi kekhawatiran pasar apakah obligasi Yunani akan dijamin Eropa apa tidak. Faktor ketidakpastian ini menekan euro,” tambah Tonny.
Belum lagi buruknya rilis data ekonomi Eropa pada Selasa (10/3). AUD diuntungkan dengan gonjang ganjing perekonomian Eropa. Sehingga peluang aussie untuk rebound terbuka pada Rabu (11/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News