Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sajian indikator ekonomi sektor jasa Eropa variatif namun dengan indikasi terjadi sedikit peningkatan di beberapa wilayah. Hal ini cukup menopang pergerakan euro di antara beberapa mata uang dunia lainnya.
Lihat saja pergerakan euro hingga Rabu (6/1) pukul 21.30 WIB pasangan EUR/AUD melesat 1,05% ke posisi 1,5167 dibanding hari sebelumnya. Menyusul EUR/GBP merangkak naik 0,28% ke level 0,7344. Sedangkan EUR/USD stagnan di posisi 1,0748.
Berbeda euro tetap tumbang di hadapan yen dan the greenback. Pasangan EUR/JPY terseret 0,36% di level 127,50 dibanding hari sebelumnya.
Berdasarkan pemaparan Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures beberapa data ekonomi Eropa yang rilis memang cukup baik tapi masih belum solid. Sebabnya, data inflasi Eropa yang rilis kemarin masih menunjukkan penurunan.
"Sedangkan data ekonomi yang hari ini hanya Itali,Jerman dan Eropa yang naik," kata Yulia. Untuk Perancis dan Spanyol memang masih mencatatkan penurunan. Hanya saja sektor jasa ini masih berada di atas level 50 atau dalam artian masih di area ekspansif.
Bayang-bayang turunnya inflasi Eropa tidak banyak membantu pergerakan euro. Bahkan memberikan indikasi lanjutan di pasar bahwa ada potensi European Central Bank harus bersiap gelontorkan stimulus tambahan. Jika memang ingin ekonomi Eropa kembali menggeliat.
"Kalau terhadap yen dan USD sulit unggul karena dengan tingginya ketidakpastian di pasar global, mata uang safe haven lebih diunggulkan," tutur Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures.
Ketidakpastian di pasar global memang sedang tinggi. Lihat saja kontraksi ekonomi China yang berujung pada langkah represif pemerintah China yang melarang pemeganga saham utama melepas sahamnya dan meningkatkan repo saham. Ini terjadi pasca anjloknya bursa saham China di awal perdagangan tahun ini.
"Safe haven juga diburu karena ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Arab Saudi masih berlanjut," tambah Nizar.
Namun menilik perdagangan esok hari, kans euro untuk unggul tetap terbuka. Beberapa data seperti penjualan ritel Eropa dan Jerman serta tingkat pengangguran Eropa diprediksi memuaskan harapan pasar.
"Bisa pertahankan keunggulan terhadap beberapa mata uang tersebut meski tidak tajam," duga Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News