Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
NEW YORK. Euro mencatat penguatan terbesar dalam enam bulan terakhir terhadap dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai tukar euro ini seiring dengan rencana Presiden European Central Bank Mario Draghi untuk membeli surat utang dari negara-negara yang terjerat krisis utang.
Selama sepekan nilai tukar euro telah menguat sebesar 1,9% menjadi US$ 1.2786. Bahkan, kemarin, nilai tukar euro sempat menguat ke level US$ 1,2817. Ini merupakan level tertinggi sejak 22 Mei lalu.
Nilai tukar dollar sendiri melemah terhadap 16 pasangan utamanya selama ini. Pelemahan nilai tukar dolar ini setelah Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporka pembayaran gaji yang lebih rendah dari perkiraan analis.
Analis Westpac Banking Corp Richard Franulovich mengatakan, faktor penguatan euro adalah keputusan ECB dan data payroll Amerika Serikat. "The Fed dan ECB menyatakan mereka menjamin risiko sehingga tidak ada guna memegang uang tunai. Jual dollar beli risiko," katanya.
Berdasarkan Bloomberg Correlation-Weighted Indexes, nilai tukar euro telah menguat seesar 1,9% peka lalu. Sementara dollar Amerika Serikat melemah 1,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News