Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Pasar saham Indonesia bergairah di akhir pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan, Jumat (7/9), menguat 0,99% ke 4.143,68. IHSG menanjak 2,05% jika dihitung sejak Jumat (31/8) pekan lalu.
Faktor Eropa menjadi kunci kebangkitan IHSG. Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan siap membeli obligasi yang diterbitkan oleh negara bermasalah di zona euro.
ECB akan mengaktifkan kebijakan pembelian obligasi bertenor pendek, hingga tiga tahun, dan menjual obligasi bertenor panjang, antara 15 tahun hingga 30 tahun. Langkah itu bertujuan menurunkan yield surat utang negara Eropa yang bermasalah.
Analis AM Capital, Janson Nasrial, menilai kebijakan ini adalah langkah agresif yang pernah dilakukan pemimpin ECB. “Sepekan ini IHSG cenderung naik karena pembelian obligasi ECB yang unlimited amount,” tutur dia.
Janson memperkirakan pekan depan IHSG masih melaju kencang karena ditutup di atas resistance penting, yakni 4.141. Tapi di awal pekan depan mungkin ada koreksi teknikal atau profit taking oleh pelaku pasar.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, memprediksi laju IHSG bakal ditentukan non-farm payroll Amerika Serikat pada Agustus yang dirilis Jumat (7/9). Pelaku pasar memperkirakan data tersebut akan buruk. Tingkat pengangguran AS terbaru, juga diperkirakan tak berubah dari 8,3%. “Jika data non-farm payroll naik, tapi pengangguran masih tetap, maka tidak menutup kemungkinan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut,” kata dia.
Zulfirman memperkirakan IHSG dalam sepekan mendatang akan bergerak di rentang 4.070 hingga 4.200 dengan kecenderungan menguat. Sedangkan Janson memprediksi indeks saham domestok akan bergerak konsolidasi di kisaran 4.140 hingga 4.190.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News